BeritaDaerahNews

Tak Ada Pendampingan, Warga Balantak Keluhkan Program SJSP yang Belum Sesuai Harapan

1545
×

Tak Ada Pendampingan, Warga Balantak Keluhkan Program SJSP yang Belum Sesuai Harapan

Sebarkan artikel ini
Warga di Balantak mengeluhkan kondisi usaha ternak ayam petelur yang merupakan bantuan program SJSP, dinilai tak sesuai harapan. FOTO; IST
Example 300250

Banggaikece.id— Upaya Pemda Banggai dalam memenuhi protein dan meningkatkan pendapatan keluarga secara berkelanjutan, melalui program Satu Juta Satu Pekarangan (SJSP) di sektor peternakan tampaknya belum sesuai harapan.

Di kecamatan Balantak, sejumlah peternak mengeluhkan kondisi usaha bantuan ayam petelur bantuan dinas terkait, yang merugi.

Di Desa Rau misalnya, penerima manfaat hanya dapat menjual telur dua bulan sejak bantuan ayam diterima. 

Setelah itu produksi telur menurun drastis, hanya bisa dikonsumsi untuk kebutuhan rumah tangga. Bahkan sampai saat ini, sebagian ayam telah mati. 

“Kami waktu itu menerima bantuan sebanyak  20 ekor ayam petelur sudah termasuk pakan dan vitamin. Dua bulan setelah itu, ayam sudah bertelur dan masih sempat menjual 15 butir. Selanjutnya, tidak ada lagi bantuan pakan dan vitamin,” ungkap salah satu penerima manfaat Arno, menceritakan kepada media ini, Rabu (31/7/2024).

BACA JUGA:  Promo Spesial September Bersama Cokro 2000 di Pameran BGE 2024, Potongan Angsuran Sampai 6 Bulan 

Agar usaha tersebut terus berlanjut, ia pun membeli pakan dan vitamin, dengan harapan produksi telur meningkat. Namun tak membuahkan hasil.

“Saya sudah beli pakan dan vitamin, tapi batelur tiap hari cuma 1 biji, 2 biji, bahkan tidak ada telur. Hanya bisa dikonsumsi untuk kebutuhan dapur,” terangnya. 

BACA JUGA:  Menang 2-0, King Peace Fc Juara Grup K Mini Soccer Matindok Cup 2024

Bahkan saat ini, ayam petelur yang dibudidaya tak lagi produktif menghasilkan telur. Ironisnya sebagian ternak bantuan itu mati. 

“Orang-orang menyarankan ganti pakan, dan saya sudah coba, tapi hasilnya juga sama. Saat ini ayam tidak lagi bertelur, sebagian mati. Mengelolah ayam begini sangat sensitif, beda dengan ayam kampung. Pusing kepala. Kondisi ini juga dialami teman-teman penerima yang lain,” ujarnya. 

Ia pun menyayangkan selama proses budidaya ayam petelur, tidak dilakukan pendampingan oleh instansi terkait. Sehingga, keluhan peternak dapat teratasi.

“Minimal dalam sebulan, 2 kali instansi terkait berkunjung, melakukan pendampingan. Itu harapan kami. Jangan hanya saat penyerahan bantuan saja, setelah itu tidak di dampingi,”keluhnya.

BACA JUGA:  Cabup Bangkep Rusli Moidady Silaturahmi Bersama Warga Tobing, Komitmen Bawa Perubahan Nyata

Untuk diketahui, penyaluran bantuan program Satu Juta Satu Pekarangan di Kecamatan Balantak masuk dalam cluster pertama, yakni pada bulan September- Oktober 2023.  

Adapun sasaran atau penerima manfaat dari program satu juta satu pekarangan untuk sektor peternakan merupakan masyarakat yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Hal ini sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 38 Tahun 2022 tentang Program Satu Juta Satu Pekarangan. (*)