Banggaikece.id – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Banggai terus berupaya mempercepat penurunan angka stunting di wilayahnya.
Berbagai langkah strategis dilakukan oleh instansi yang dipimpin oleh Kepala Dinas Faisal Karim, S.Sos., M.Si., termasuk menjalin kerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tompotika (Untika) Luwuk.
“Kerja sama ini bertujuan untuk menyelaraskan teori dan praktik di lapangan. Tidak menutup kemungkinan, akademisi di Untika akan membantu mengedukasi masyarakat,” ujar Faisal Karim.
Faisal Karim menyampaikan bahwa melalui kolaborasi ini, mahasiswa dapat berkontribusi langsung di lapangan. Mereka tidak hanya belajar teori tetapi juga membantu mendidik masyarakat tentang pentingnya mencegah stunting. Dengan begitu, risiko stunting diharapkan dapat terus menurun.
Dalam kesempatan itu, Kadis Faisal Karim juga membeberkan saat ini tengah berlangsung survei tentang kasus stunting, dan akan dirilis pada Januari 2025 mendatang.
“Hasil survei yang akan dirilis Januari mendatang diharapkan menunjukkan penurunan angka stunting,” kata Faisal.
Faisal juga menjelaskan, program penurunan stunting di Banggai harusnya beriringan dengan upaya pengurangan kemiskinan ekstrem.
“Penurunan angka kemiskinan akan berdampak langsung pada penurunan stunting. Kami optimistis hasil survei nanti menunjukkan perkembangan yang signifikan,” tambahnya.
Dinas P2KBP3A menargetkan tidak ada kasus stunting baru pada 2025 dan Banggai bebas stunting pada 2030. Namun, hal ini memerlukan langkah preventif yang konsisten.
Melalui program GENTING (Gerakan Terpadu Penurunan Stunting), yang terintegrasi dengan kebijakan pusat dan daerah, Faisal berharap seluruh risiko stunting dapat ditekan.
“Dari 16 ribu kasus, saat ini telah turun menjadi 12 ribu. Namun, kami tetap mencatat pentingnya pendataan langsung di masyarakat. Misalnya, kondisi rumah yang terlihat layak dari luar ternyata tidak mencerminkan keadaan ekonomi keluarga yang sebenarnya,” jelas Faisal.
Lebih lanjut, Faisal menyoroti pentingnya digitalisasi data untuk mendukung penurunan stunting. Sistem aplikasi yang digunakan saat ini diharapkan mampu menyinkronkan data antara Dinas Kesehatan dan Dinas P2KBP3A, termasuk mencatat pernikahan dini yang berpotensi meningkatkan risiko stunting.
“Kami percaya bahwa dengan menurunnya angka kemiskinan, angka stunting juga akan terus turun. Oleh karena itu, pendataan yang akurat dan konsisten menjadi kunci keberhasilan program ini,” pungkasnya.
Dinas P2KBP3A Kabupaten Banggai optimis bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk akademisi, masyarakat, dan pemerintah pusat, akan mendorong terwujudnya Banggai bebas stunting. (*)