NewsOpini

Potret Kelam Sistem Pendidikan Sekuler

643
×

Potret Kelam Sistem Pendidikan Sekuler

Sebarkan artikel ini
Example 300250

Oleh: Fitri Hadun

Dunia pendidikan sedang dihebohkan dengan kasus bunuh diri yang terjadi di berbagai kampus.  Pendidikan yang merupakan tempat dibentuknya generasi yang cerdas, berkepribadian baik  dan kokoh dengan ilmunya.  Namun, hal ini bertolak belakang dengan faktanya. 

Kasus kematian Aulia Risma Lestari, mahasiswa PPDS Anestesi Undip yang bunuh diri karena diduga tak kuat atas perilaku bullying yang dialaminya, kian menambah daftar panjang kasus bunuh diri di Semarang, Jawa Tengah (JawaPos.com. 17 Agustus 2024)

Tidak hanya itu. Seorang mahasiswa mahasiswa baru  IPB bernama Sulthan Nabinghah Royyan (18 tahun) ditemukan meninggal dunia. Mahasiswa asal Bojonegoro itu diduga meninggal dunia karena gantung diri di kamar mandi sebuah penginapan OYO di dekat Kampus IPB University Dramaga Bogor, Jawa Barat (REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR)

Kasus mahasiswa bunuh diri juga terjadi di daerah Sulawesi tengah. Seorang mahasiswi dengan inisial SSWP, 22 tahun, mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Poso ditemukan tewas bunuh diri dengan cara gantung diri. 

Mahasiswi semester akhir jurusan ekonomi syariah itu ditemukan telah meninggal dunia di ventilasi jendela kamar pada 9 Juli 2024 pukul 15.15 WITA. Diduga warga Tegalrejo, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, nekat mengakhiri hidupnya karena cintanya tak direstui oleh ibunya.(sport.suaramerdeka.com. 13 Juli 2024).

Di Sulawesi Tengah dan berbagai daerah di Indonesia bunuh diri bukan hanya dilakukan oleh mahasiswa, tapi hampir disetiap kalangan. Ada juga pelajar bahkan orang tua. 

Dikutip dari Tribratanews.sulteng.polri.go.id. 07 April 2024, Seorang Ibu Rumah Tangga ditemukan gantung diri di kamar rumahnya di Kompleks Tanjungsari Kelurahan Karaton Kecamatan Luwuk. Selain itu dikutip dari KABAR BENGGAWI, 02 Juni 2024 pria di Banggai nyaris lompat dari ruko karena depresi akibat motor ditarik leasing. Dikutip dari BANGGAI RAYA. 13 Agustus 2023- Seorang pemuda usia 28 tahun ditemukan tewas gantung diri, Sabtu malam 12 Agustus 2023.

BACA JUGA:  Yamaha Prima Motor Ramaikan Pameran BGE 2024, Dapatkan Promo Menarik!

Sistem Pendidikan Sekuler Penyebab Banyaknya Kasus Bunuh Diri

Penyebab bunuh diri sangat beragam, mulai dari bullying, persoalan asmara, depresi, masalah ekonomi hingga tekanan dalam proses belajar di kampus.

Banyaknya kasus bunuh diri pada mahasiswa, menggambarkan kompleksnya persoalan yang dihadapi. Semua erat kaitannya dengan sistem hidup yang dijalankan hari ini termasuk sistem pendidikan sekuler. Sistem ini gagal melahirkan generasi yang berkepribadian Islam. Padahal, generasi akan menjadi penerus dan pembangun peradaban

Sesungguhnya dengan jujur kita katakan bahwa tujuan pendidikan hari ini adalah untuk mendapatkan materi (uang). Uang menjadi segala-galanya. Kepribadian baik seolah tidak penting dalam kehidupan hari ini.  Mahasiswa diarahkan dengan program kampus yang akan menunjang karirnya setelah lulus agar dapat meraih materi (uang) sebanyak-banyaknya.

Sedangkan, pembelajaran agama yang dapat membentuk kepribadian baik mahasiswa sangat minim. Maka, wajar tidak terbentuknya kepribadian baik pada diri mahasiswa. Lebih parah lagi, adanya program penangkalan radikalisme dengan ide moderasi beragama, semakin membuat mahasiswa takut mendalami agamanya. Inilah yang disebut pendidikan sekuler. Sekuler adalah memisahkan agama dari kehidupan. Ketika agama tidak  dipakai dalam kehidupan, termasuk pendidikan. Agama tidak dipakai dalam menetapkan tujuan pendidikan dan segala pengaturannya.

Walhasil tidak terbentuknya kepribadian baik pada mahasiswa. Mahasiswa tidak dibina tentang mana perbuatan baik dan buruk. Tidak peduli standar halal dan haram. Sehingga sangat mudah melakukan perbuatan haram seperti bullying antar mahasiswa, bahkan dilakukan oleh senior yang harusnya punya ilmu yang lebih sehingga perbuatannya baik. Selain itu, berani melakukan perbuatan haram seperti pacaran yang kita tau sudah banyak menjadi penyebab bunuh diri ketika sakit hati.  

Kehidupan sekuler (kehidupan tanpa agama) juga menjadikan kehidupan hanya untuk mencari kesenangan. Walhasil, mahasiswa hanya ingin hidup senang dan tidak tahan terhadap susahnya menuntut ilmu. Ketika pun dihadapkan pada masalah (berupa masalah hidup atau masalah beratnya beban kuliah), mahasiswa bukannya mencari solusi yang benar,  malah mengambil keputusan yang buruk dan salah. Inilah potret kelam sistem pendidikan sekuler.

BACA JUGA:  Ayo Ramaikan Berlangsung 4 Hari, Banggai Government Expo 2024 Resmi Dibuka

Islam Solusi Banyaknya Kasus Bunuh Diri

Sangat berbeda dengan sistem pendidikan Islam. Islam bukan hanya sekedar agama tetapi memiliki aturan lengkap atas segala persoalan manusia termasuk pendidikan. Dan sistem Islam ini pernah diterapkan selama 13 Abad dari mulai zaman Rasulullah sampai kekhalifahan Utsmani di turki. 

Islam menjadikan tujuan pendidikan adalah untuk melahirkan generasi yang berkepribadian Islam dan menguasai teknologi demi bermanfaat bagi masyarakat. Setiap materi akan berlandaskan akidah Islam sehingga lahir generasi yang memiliki keimanan yang kokoh dan bertekad melakukan hal baik karena akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak. Tujuan pendidikan Islam ini sebagimana firman Allah:

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk menusia; dan tidak ada yang memahaminya kecuali mereka yang berilmu (Al-Ankabut: 43)

Sehingga tidak akan kita dapati mahasiswa di dalam sistem Islam yang berani melakukan bullying karena hal itu adalah menzalimi sesama muslim, tidak akan melakukan hubungan pacaran yang banyak efek buruknya, dan tidak akan mengambil keputusan yang buruk seperti bunuh diri karena tau segala perbuatannya di dunia akan dia dapati balasannya di akhirat. 

Bahkan, dengan mempelajari Islam mahasiswa akan dapat menyelesaikan segala permasalahannya, sebab Islam adalah agama yang lengkap untuk menyelesaikan segala permasalahan manusia. Hari ini, masalah seolah tidak punya solusi atau buntu karena manusia tidak mempelajari solusi yang Allah turunkan. 

Tujuan hidup di dalam Islam juga bukan untuk mencari kesenangan, tetapi meraih ridho Allah. Hidup di dunia memang tempat berjuang karena balasan terbaik ada di akhirat. Dengan memahami hal ini mahasiswa tidak akan berharap hidup akan terus senang karena Allah akan senantiasa menguji kita. Bahkan dalam sejarah Islam sejak generasi Rasulullah dan para sahabat, umat Islam adalah generasi yang punya kepribadian kokoh ketika menghadapi kesusahan di jalan taat dan dakwah. Hal, ini tidak lain karena pemahaman Islam tersebut. 

BACA JUGA:  Rakor KPA Tingkat Sulteng, Upaya Tingkatkan Penanggulangan dan Pencegahan HIV-AIDS

Jadi, tujuan pendidikan dalam Islam bukan mencari materi (uang). Namun, bukan berarti di dalam Islam masyarakat tidak mencari materi (uang). Karena hal itu, akan dijamin dalam sistem ekonomi Islam.

Sistem ekonomi Islam akan memastikan bahkan memberikan seluruh kepala keluarga pekerjaan yang layak sehingga dapat  terpenuhi kebutuhan berupa makanan, pakaian, perumahan. Selain itu, Negara di dalam Islam wajib menyediakan kesehatan, pendidikan dan keamanan bagi seluruh masyarakat. 

Hal ini melalui pengelolaan harta kepemilikan negara dan kepemilikan umum berupa sumber daya alam. Karena sumber daya Alam dalam Islam haram diberikan kepada swasta, tapi harus dikelola oleh Negera dan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk fasilitas pendidikan, kesehatan, keamanan dll. Sehingga tidak akan ada masyarakat yang bunuh diri karena masalah ekonomi. berbeda dengan hari ini, masyarakat dibiarkan berjuang sendiri ditengah kondisi ekonomi yang sulit. 

Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah:

“Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: air, Padang gembalaan dan api.” (HR. Ahmad, Ibn Majah, Abu Dawud)

Demikianlah Islam sebenarnya telah datang untuk membawa kebaikan bagi seluruh alam termasuk manusia. Namun, hari ini banyak keburukan yang menimpa manusia karena tidak mengambil aturan Islam secara keseluruhan. Maka, jika kita menginginkan generasi yang baik dan kasus bunuh diri tidak terulang lagi, tidak ada jalan lain kecuali dengan menerapkan Islam secara keseluruhan, baik pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. (*)