Oleh: Ihsan Basir, Bupati Banggai Kepulauan
Tao Te Ching adalah salah satu teks fundamental dari Taoisme yang telah memberikan pengaruh besar dalam filosofi, agama, seni, dan literatur sejak berabad-abad silam.
Meskipun waktu penulisannya dan identitas penulisnya masih menjadi perdebatan, secara tradisional teks ini dikaitkan dengan Lao Tzu (Guru Tua), seorang penjaga arsip kerajaan pada masa Dinasti Zhou di abad ke-6 SM. Tao Te Ching sering diartikan sebagai “Buku Besar Jalan Kebenaran dan Kekuasaan”, dengan Tao berarti jalan, Te berarti kebenaran atau kekuatan internal, dan Ching berarti kitab agung.
Kunjungan saya ke Shanghai atas undangan PT FreeNow, sebuah perusahaan pengolahan kelapa terbesar di China, semakin memperkaya wawasan saya mengenai filosofi Tao.
Dalam kunjungan tersebut, saya bertemu langsung dengan Mr. Zhang Kai, CEO sekaligus pendiri PT FreeNow. Filosofi perusahaan yang diilhami oleh Lao Tzu dan tokoh-tokoh filsafat lainnya mengalir secara lugas dari sosok muda ini.
PT FreeNow memiliki empat pabrik kelapa, masing-masing dua di Zhejiang dan Hainan. Kapasitas produksi mereka meningkat dari 840.000 ton per tahun menjadi 1 juta ton per tahun.
Saya berkesempatan mengunjungi pabrik mereka di Tongxiang, Zhejiang, yang berjarak sekitar 40 menit dari Shanghai. Dalam kunjungan tersebut, kami mempelajari proses pengolahan kelapa menjadi produk minuman sehat.
Kelapa, yang kaya akan air, protein, dan lemak, merupakan bahan dasar yang ideal untuk berbagai produk nutrisi, termasuk minuman berbasis kelapa. PT FreeNow menggunakan air kelapa sebagai titik awal inovasi, menghasilkan produk dengan pendekatan baru.
Meskipun menghadapi banyak tantangan, mereka berhasil membangun industri berbasis kelapa yang kini diminati masyarakat China. Produk unggulan mereka, seperti susu kental kelapa, telah masuk ke lebih dari 80% kafe dan rumah teh di China, serta didistribusikan ke lebih dari 200.000 toko.
Dalam diskusi, saya mengusulkan agar PT FreeNow mendirikan pabrik bahan mentah di Banggai Kepulauan. Pihak FreeNow menyambut baik usulan ini, meski harus dilakukan secara bertahap.
Untuk mendirikan pabrik, dibutuhkan pasokan kelapa minimal 300 ton per hari, lahan, infrastruktur dasar seperti listrik dan pelabuhan. Namun, mereka sepakat menjadikan Banggai sebagai lokasi utama pengumpulan kelapa dan akan membantu menyediakan bibit kelapa untuk petani melalui koperasi desa.
Selain itu, FreeNow juga bersedia membantu mempromosikan pariwisata Banggai Kepulauan ke China, termasuk membiayai pembuatan video pendek promosi wisata.
Sebagai perusahaan terkemuka di bidang minuman berbasis kelapa, FreeNow menawarkan peluang besar bagi Banggai Kepulauan untuk meningkatkan pendapatan petani kelapa, yang dahulu menjadi primadona komoditas daerah ini.
Saya ingin menutup dengan kutipan dari Lao Tzu: “Do your work, then step back; that is the only path to serenity.” Mari bersama-sama mewujudkan masa depan Banggai Kepulauan yang lebih baik. (*)