BeritaKesehatanNasionalNewsPendidikan

Sukses dan Meriah, Menteri PPPA dan Gubernur Sulteng Buka Hari Anak Nasional di Banggai

678
×

Sukses dan Meriah, Menteri PPPA dan Gubernur Sulteng Buka Hari Anak Nasional di Banggai

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri dan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulten Anwar Hafid melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Banggai.

Keduanya hadir untuk membuka Hari Anak Nasional tingkat Sulteng di Kabupaten Banggai, Senin (25/8/2025). 

Acara yang berlangsung sukses dan media ini dihelat di Halimun, Kecamatan Luwuk Selatan, Kabupaten Banggai.

BACA JUGA:  Bupati Bangkep Buka Sosialisasi Penilaian Mandiri SPIP Terintegrasi 2026 di Kantor BPKP Sulteng

Berdasarkan pantauan, Menteri PPPA dan Gubernur Sulteng keluar dari Sekretariat Daerah bersama Bupati Banggai Amirudin.

Mereka disambut siswa TK, PAUD, SD, dan SMP di Kabupaten Banggai.

Anak-anak ini kompak mengenakan baju adat. 

Menteri PPA, Gubernur Sulteng, da Bupati Banggai sempat bersalaman dengan mereka. 

Lalu dilanjutkan dengan parade siswa. Melewati tempat duduk tamu dan undangan.  

BACA JUGA:  Sasar Madrasah di Luwuk, KPA Banggai Gencarkan Edukasi HIV/AIDS

Dalam momentum Hari Anak Nasional, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri menyarankan agar tidak membiasakan anak-anak bermain ponsel pintar. 

Arifah memaparkan, total jumlah kekerasan terhadap anak, 90 persen disebabkan oleh gawai. “Kedua ekonomi, ketiga pola asuh dalam keluarga,” katanya.

Progam Kementerian PPPA, kata dia, mendorong  anak-anak agar tidak fokus di ponsel. “Ini tugas kita bersama,” tuturnya. 

BACA JUGA:  Tercover BPJamsostek, Ahli Waris Korban Tragedi All Swalayan Akan Dapat Santunan Rp42 Juta

Arifah menyoroti pola asuh keluarga di Indonesia. Sering terjadi apabila anak tak ingin makan maupun mandi, ponsel disodorkan.

“Ayo kita perkuat keluarga kita, hubungan dengan anak-anak kita,” ujarnya. 

Solusinya, ujar dia, menyediakan permainan tradisional berbasis kearifan lokal.

“Ada engkrang, lompat tali, dan macam-macam,” tandas Arifah. (*)