Banggaikece.id – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tompotika Luwuk (UNTIKA) mengeluarkan pernyataan tegas mengecam keputusan birokrasi kampus yang dianggap mencederai prinsip dasar independensi akademik. Kampus, yang semestinya menjadi ruang netral dan intelektual, kini menghadapi ancaman serius terhadap marwahnya sebagai benteng pemikiran kritis.
Pernyataan tegas itu disampaikan Presiden Mahasiswa (Presma) Untika Luwuk, Alfi kepada media ini melalui rilisnya, Rabu 7 Mei 2025.
Peristiwa konvoi kemenangan salah satu pasangan calon, yang menjadikan area kampus sebagai titik kumpul sambil diiringi musik kemenangan, bukan sekadar pelanggaran teknis. Ini adalah tamparan keras terhadap identitas kampus sebagai rumah berpikir dan tempat tumbuhnya nalar kritis.
Bukan sekadar insiden, tetapi refleksi dari arah masa depan kampus: apakah akan tetap berdiri sebagai benteng intelektualitas atau malah bergeser menjadi alat legitimasi kekuasaan.
BEM UNTIKA menegaskan bahwa birokrasi kampus harus berpegang teguh pada prinsip independensi, sesuai nilai dasar pendidikan tinggi dan regulasi yang mengatur otonomi institusi akademik.
Ketika birokrasi larut dalam euforia politik, independensi kampus terancam. Perlu diingat, independensi bukan sekadar tanggung jawab moral—tetapi hak fundamental yang harus dijaga dan dihormati.
“Kami tidak akan tinggal diam,” tegas Presiden Mahasiswa UNTIKA, Alfi. “Jika praktik seperti ini dibiarkan terus berulang, kita bukan sedang membangun tradisi demokrasi, melainkan menormalisasi kooptasi. Kami menyerukan kepada seluruh sivitas akademika untuk bersatu menjaga marwah kampus dari segala bentuk politisasi dan intervensi kekuasaan.” (*)




