Banggaikece.id- Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KB-P3A) Kabupaten Banggai, melalui bidang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (P3A) gencar melakukan sosialisasi tentang Sekolah Ramah Anak (SRA) di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.
Sosialisasi yang dilaksanakan selama sepekan yang dimulai dari tanggal 23 sampai 28 September 2024 ini dimenyasar sejumlah kecamatan.
Kecamatan yang disasar itu adalah Kecamatan Nambo, Kecamatan Kintom, Kecamatan Luwuk Timur, Kecamatan Masama dan Kecamatan Pagimana.
Sebelumnya kegiatan ini sudah dilaksanakan di Kecamatan dalam Kota dengan sasaran kegiatan sekolah-sekolah tingkat SLTA dalam kota.
Kepala Dinas P2KBP3A Banggai, Faisal Karim S.Sos., M.Si., mengatakan, adapuan tujuan daripada kegiatan ini guna memenuhi dan menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari tindak kekerasan.
“Sehingga pemerintah mewujudkan SRA menjadi salah satu upaya dalam pemenuhan hak anak dan perlindungan anak selama berada di sekolah dengan konsep SRA ”BARISAN” Bersih, Aman, Ramah, Indah, Inklusif, Sehat, Asri dan Nyaman,” kata Faisal Karim.
Hadir pada kegiatan Sosialisasi SRA sebagai narasumber berasal dari Unit PPA Bareskrim Polres Banggai dan perwakilan Kantor Urusan Agama (KUA) masing-masing kecamatan.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 Minggu di sekolah-sekolah tingkat SLTA masing-masing kecamatan. Peserta terdiri dari gabungan masing-masing perwakilan kelas bersama para Guru dengan jumlah 30 orang.
Pada kesempatan ini Kabid P3A Dinas P2KB-P3A Kabupaten Banggai menyampaikan sambutan Kepala Dinas dengan memperkenalkan Inovasi Dinas P2KB-P3A yaitu Sistem Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan (Sicakap).
Aplikasi SICAKAP ini wujud dalam memberikan kemudahan untuk melaporkan tindak kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak serta mempermudah mendapatkan Konseling, Informasi dan Edukasi terhadap tindak kekerasan Perempuan dan Anak.
Selain itu juga diperkenalkan inovasi Dinas P2KB-P3A yaitu Gerakan 1821. Gerakan ini dimaksudkan agar para orang tua memberikan waktu selama Tiga Jam dimulai dari 18.00 sampai dengan 21.00 kepada anak untuk bermain, berbicara dan belajar bersama dan meinggalkan kesibukan menggunakan Smartphone (HP) baik orang tua maupun anak. (*)
