Banggaikece.id – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Banggai, Faisal Karim, S.Sos., M.Si., menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Pelatihan Keluarga Tangguh Bencana yang digelar di Hotel Santika Luwuk, Senin (10/11/2025).
Dalam kesempatan itu, Faisal Karim membawakan materi berjudul “Peran Dinas P2KBP3A dalam Pengurangan Risiko Bencana Melalui Penguatan Ketahanan Keluarga.”
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari ibu-ibu PKK dan menghadirkan sejumlah narasumber lainnya, di antaranya Sekretaris Kabupaten Banggai Ramli Tongko serta perwakilan dari BPBD Provinsi Sulawesi Tengah.
Menurut Faisal, bencana—baik alam maupun non-alam—dapat memberikan dampak serius terhadap struktur dan fungsi keluarga.
Karena itu, keluarga sebagai unit terkecil masyarakat memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat, hingga pemulihan pascabencana.
“Dinas P2KBP3A berperan strategis dalam pengurangan risiko bencana karena program keluarga berencana bukan hanya mengatur jumlah anggota keluarga, tetapi juga membangun keluarga yang berkualitas, mandiri, dan tangguh,” jelas Faisal Karim.
Tujuan Penguatan Ketahanan Keluarga. Tujuan utama program ini antara lain pertama meningkatkan kemampuan keluarga menghadapi tekanan fisik, ekonomi, sosial, dan psikologis saat terjadi bencana.
Meningkatkan kesiapan keluarga dalam mengambil langkah cepat, tepat, dan aman. Memastikan keberlangsungan fungsi keluarga setelah bencana.
Melalui kader dan penyuluh, Dinas P2KBP3A terus memberikan edukasi dan penyuluhan terkait cara menghadapi berbagai jenis bencana seperti gempa bumi, banjir, longsor, dan kebakaran.
Protokol evakuasi dan penanganan darurat.
Pendidikan gizi, kesehatan reproduksi, serta perlindungan anak dalam situasi darurat.

Pembinaan Ketahanan Keluarga. Program ini juga mencakup pertama penguatan fungsi ekonomi keluarga agar mampu bertahan pascabencana.
Peningkatan komunikasi dan relasi emosional antaranggota keluarga untuk mencegah stres berlebihan.
Penerapan program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL) untuk membangun keluarga yang sehat dan tangguh.
Pendataan Keluarga sebagai Dasar Perencanaan. Dinas P2KBP3A mengelola Data Keluarga yang memuat informasi penting seperti jumlah anggota keluarga, kondisi rumah, status kesehatan, keberadaan lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, serta tingkat kerentanan.
Data ini digunakan untuk pemetaan wilayah rawan bencana dan menentukan prioritas penanganan keluarga rentan.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana. Layanan ini kata Kadis meliputi: Pelayanan KB darurat. Pemeriksaan bagi ibu hamil. Distribusi alat kontrasepsi dan kebutuhan khusus perempuan. Langkah ini memastikan keselamatan ibu dan bayi ketika fasilitas kesehatan terganggu akibat bencana.
Dampak Positif Penguatan Ketahanan Keluarga. Implementasi program ini terbukti dapat yakni meminimalisir korban jiwa dan kerusakan sosial. Meningkatkan kesiapan dan respon keluarga dalam menghadapi bencana. Mempercepat proses pemulihan psikososial masyarakat. Menumbuhkan kepedulian dan kesadaran terhadap potensi bencana di lingkungan sekitar.
Selain itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) juga berkoordinasi dengan BNPB dan lembaga terkait untuk memastikan penanggulangan bencana berjalan efektif dan berpihak pada kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak.
Kemen PPA berperan dalam pengembangan kebijakan, peningkatan kesiapsiagaan berbasis gender dan anak, serta memastikan perlindungan khusus bagi korban terdampak.
Dengan berbagai upaya tersebut, Dinas P2KBP3A Banggai berkomitmen mendukung pemerintah daerah dalam membangun keluarga tangguh dan berdaya sebagai pondasi kuat dalam menghadapi setiap potensi bencana di masa mendatang. (*)




