Banggaikece.id – Ketua Asosiasi Sopir Dump Truk Kabupaten Banggai, Anto Suling, menyatakan keyakinannya bahwa Polres Banggai bersama Pemerintah Daerah dapat memberikan solusi terbaik terhadap persoalan penutupan tambang pasir rakyat yang belakangan menjadi sorotan.
Ia menilai, Polres Banggai memiliki peran penting dalam menciptakan kebijakan yang tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi masyarakat.
“Kami percaya Polres Banggai akan bijak dalam menyikapi persoalan ini. Kami para sopir hanya berharap ada jalan tengah agar aktivitas ekonomi bisa berjalan tanpa mengabaikan aturan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (28/10).
Menurutnya, sejak penutupan tambang dilakukan, banyak sopir dump truk kehilangan mata pencaharian dan tidak lagi beroperasi. Kondisi ini berdampak langsung terhadap kesejahteraan keluarga sopir serta masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor tersebut.
Ketua asosiasi itu juga mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah dan aparat kepolisian, untuk duduk bersama mencari solusi yang berkeadilan.
“Kami mendukung upaya penertiban, tapi kami juga berharap Polres dan Pemda bisa menemukan formula yang tidak mematikan ekonomi rakyat kecil,” tambahnya.
Ia menegaskan, Asosiasi Sopir Dump Truk Banggai akan terus bersikap kooperatif dan siap mengikuti aturan selama kebijakan yang diambil tetap memperhatikan nasib para pekerja serta masyarakat kecil di Kabupaten Banggai.
Para sopir juga meminta agar pemerintah membuka ruang dialog bersama pelaku tambang rakyat, aparat, dan pihak terkait lainnya untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Mereka menilai, keberadaan tambang pasir rakyat selama ini menjadi penopang penting bagi ekonomi lokal — baik bagi sopir truk, pemilik alat berat, maupun masyarakat sekitar lokasi tambang.
Asosiasi menekankan pentingnya adanya regulasi yang tidak hanya berfokus pada penertiban, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan ekonomi.
“Kami mendukung tambang yang tertib dan ramah lingkungan, tapi jangan sampai rakyat kecil jadi korban,” tutup Anto Suling.
Hingga kini, para sopir truk di Banggai masih menunggu sikap resmi pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk memberikan solusi konkret atas krisis ekonomi yang mereka alami akibat penutupan tambang pasir rakyat. (*)




