BeritaDaerahNews

Ucapan Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak Bikin Gaduh, KMHDI: Presiden Harus Netral!

281
×

Ucapan Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak Bikin Gaduh, KMHDI: Presiden Harus Netral!

Sebarkan artikel ini
Example 300250

BANGGAI RAYA- Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) meminta Presiden Joko Widodo komitmen menjaga netralitas di Pemilu 2024.

Komitmen ini penting guna mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan politik belaka.

Permintaan ini disampaikan usai pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut bahwa ‘Presiden boleh kampanye dan memihak’ dalam Pemilu 2024, Rabu (24/01/2024).

Ketua Umum PP KMHDI I Wayan Darmawan mengatakan pernyataan Presiden dapat menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat dengan tensi politik yang sedang memanas.

BACA JUGA:  Selamat, Kajari Balut Raih Gelar Doktor dengan Predikat Cumlaude di Unsrat Manado

“Pernyataan Presiden sangat mengagetkan dan memunculkan kegaduhan baru di tengah-tengah tensi politik yang kian memanas menuju 14 Februari 2024,” ungkapnya, Kamis (25/01/2024).

Darmawan mengatakan pernyataan Jokowi tersebut inkonsisten dengan pernyataan-peryataan sebelumnya yang mengatakan bahwa pemerintah baik daerah maupun pusat harus netral dalam Pemilu 2024.

BACA JUGA:  Hari Ini, Yamaha Prima Motor Akan Gelar Jumat Berkah di Masjid Al Muhajirin 

“Sebelumnya Presiden selalu mengatakan akan netral dan tidak memihak, namun hari ini kita mendengar pernyataan yang mengagetkan publik dan berpotensi disalah artikan oleh menteri pembantunya hingga kepala daerah,” terangnya.

Lebih lanjut, Darmawan mengatakan jika presiden, menteri, dan kepala daerah semua ikut kampanye akan mengganggu tugas negara dan pelayanan masyarakat. Alhasil yang diruginakan adalah rakyat.

BACA JUGA:  Dinas P3AP2KB Bangkep Gelar Dapur Sehat Atasi Stunting

Untuk itu, Darmawan mengatakan pihaknya meminta presiden untuk menertibkan para menteri-menteri yang sibuk kampanye dan melupakan tugasnya.

“Terlalu sibuk kampanye akan membuat para menteri kurang fokus terhadap tugasnya sebagai pembantu presiden dan pelayan rakyat sehingga dapat menghambat realisasi dari Nawa Cita Presiden Jokowi di sisa akhir masa jabatanya,” terangnya.(*)