Banggaikece.id – Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk Banggai, Dr. Sutrisno K. Djawa, menghadiri Ramah Tamah dan Pelepasan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang digelar pada Sabtu malam, 29 November 2025, di Hotel Santika Luwuk.
Pada kegiatan itu, sebanyak 85 lulusan sarjana (S1) resmi dikukuhkan sebagai alumni, terdiri dari 51 lulusan Prodi Ilmu Pemerintahan dan 34 lulusan Prodi Ilmu Komunikasi. Pengukuhan dilakukan oleh Dekan FISIP, Fadli Sandewa, S.IP., M.AP.
Dalam sambutannya, Rektor Unismuh Luwuk menyampaikan sejumlah pesan penting sebagai bekal para lulusan memasuki dunia profesional dan kehidupan bermasyarakat.
Di hadapan para lulusan, Dr. Sutrisno menegaskan bahwa perubahan status menjadi seorang sarjana bukan sekadar capaian akademik, tetapi juga peningkatan derajat sosial yang telah dijanjikan Allah bagi orang-orang berilmu.
“Mulai Senin nanti, silakan ubah KTP dengan menambahkan gelar. Itu kebanggaan. Letakkan juga di rumah—nama lengkap dan gelar. Itu janji Allah bahwa Dia akan mengangkat derajat orang berilmu dan beriman. Banyak saudara kita yang tidak memiliki kesempatan ini,” ujarnya.
Rektor mengutip pesan Albert Einstein dalam pidatonya di Amerika: “Ilmu tanpa agama itu lumpuh, agama tanpa ilmu itu buta.”
Ia menegaskan bahwa di era informasi yang serba cepat dan rentan manipulasi, keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan nilai keagamaan menjadi benteng paling kuat.
“Kita berada pada era yang penuh informasi dan kesimpangsiuran. Kebenaran bisa dikapitalisasi menjadi sebaliknya. Satu-satunya pegangan adalah memadukan ilmu dan agama. Di Unismuh Luwuk, itu kita lakukan. Ini benteng menghadapi era gadget, di mana anak, ayah, dan ibu bisa hidup dalam ruang digital masing-masing,” jelasnya.
Dr. Sutrisno juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah telah sejak awal memadukan pendidikan, kesehatan, dan humanisme sebagai tiga pilar utama perjuangannya.
“Di beberapa tempat, mahasiswa Muhammadiyah mayoritas adalah non-Muslim. Di Sorong 80 persen Kristen, di Kupang 85 persen. Muhammadiyah hadir untuk semua—rahmatan lil alamin. Tidak pro kiri, tidak pro kanan,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa alumni Unismuh tidak perlu minder karena Muhammadiyah memiliki jejak besar di pendidikan dan kesehatan nasional, termasuk menjadi garda terdepan saat pandemi Covid-19.
Menurut Rektor, Indonesia akan memasuki bonus demografi pada tahun 2030. Kondisi ini hanya menguntungkan jika sumber daya manusia benar-benar siap.
“Akan banyak tenaga produktif. Pertanyaannya, apakah kita siap? Yang paling penting adalah integritas. Kalau kita dipercaya, insyaallah akan banyak yang membantu,” pesannya.
Selain integritas, ia menekankan pentingnya soft skill yang kuat, terutama bagi lulusan Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan.
Kedua, kemampuan kolaborasi, karena era saat ini tidak memungkinkan seseorang bekerja sendiri.
Ketiga silaturahmi, yang menurutnya dapat memperluas peluang dan rezeki, sebagaimana ditekankan dalam ajaran Islam.
Dalam kesempatan itu, Rektor juga mengingatkan bahwa ilmu harus disertai kepedulian terhadap sesama.
“Allah tidak menerima ibadah orang yang menyia-nyiakan anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin. Biar haji berkali-kali, kalau masih menelantarkan sesama, tidak diterima,” ujarnya.
Ia berharap lulusan Unismuh Luwuk mampu menerapkan integrasi ilmu pengetahuan dan nilai religius, serta menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Jangan ada kesombongan intelektual. Manfaatkan ilmu kalian agar diterima masyarakat luas,” tutupnya. (*)




