BeritaNasionalNews

Nopias Kayame Jalani Seminar Proposal di Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire

561
×

Nopias Kayame Jalani Seminar Proposal di Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire

Sebarkan artikel ini

Nabire, Papua Tengah – Seminar Proposal atau yang sering disebut Sempro merupakan tahapan penting dalam proses penyusunan tugas akhir (skripsi) bagi mahasiswa perguruan tinggi. Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk menguji kelayakan topik, rumusan masalah, serta metode penelitian yang akan digunakan dalam skripsi.

Pada Senin (13/03/2025), bertempat di Ruang Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Satya Wiyata Mandala (USWIM) Nabire, Jalan Sutamsu SH, Kalibobo, Nabire, Papua Tengah, mahasiswa Nopias Kayame menjalani seminar proposal sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.Ip) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan.

Dalam pemaparannya, Nopias menyampaikan bahwa seminar proposal ini menjadi momentum penting untuk mengonfirmasi bahwa topik, rumusan masalah, dan metode penelitian yang diajukan telah layak dan siap dilanjutkan.

BACA JUGA:  Derby Kintom Tersaji di Babak Final Turnamen Sepakbola Demokrat Cup 2025

Adapun judul penelitian yang diusulkannya ialah “Disiplin Pegawai dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Yaro Kabupaten Nabire, Papua Tengah.”

Dosen Pembimbing I, Letarius Tunyanan, S.Sos., M.Si., memberikan arahan agar mahasiswa selalu menjaga etika komunikasi, termasuk saat berinteraksi dengan dosen.

“Salam yang sopan membantu menciptakan kesan pertama yang positif. Ini penting, terutama jika kamu baru pertama kali berkomunikasi dengan dosen. Dengan membuka percakapan secara santun, dosen akan lebih terbuka untuk membaca dan menanggapi pesanmu,” jelas Tunyanan.

BACA JUGA:  Pemkab Bangkep Tegaskan Komitmen Jaga Akurasi Data Pemilih pada Rapat Pleno PDPB Triwulan IV 2025

Sementara itu, Dosen Pembimbing II, Ajumat Fimbay, S.Ip., M.IP., menekankan pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan profesional dalam berkomunikasi akademik. “Hindari penggunaan bahasa gaul, singkatan yang tidak baku, atau kata-kata yang terkesan memerintah. Jangan mengirimkan pesan bertubi-tubi jika dosen belum membalas. Jika ingin melakukan bimbingan, pastikan Anda sudah menyiapkan draf atau materi yang akan dibahas,” pungkas Fimbay.

BACA JUGA:  Bencana Sumatra: Bukti Nyata Bahaya Perusakan Alam dalam Sistem Kapitalisme

Dalam kesempatan itu, Nopias juga mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada ibundanya atas dukungan dan pengorbanan selama menempuh pendidikan. “Ibunda adalah malaikat tanpa sayap bagi saya. Kami selalu menyusun rencana keuangan yang realistis bersama untuk memprioritaskan kebutuhan kuliah, akomodasi, dan keperluan sehari-hari. Saya ingin menunjukkan rasa terima kasih atas kerja keras ibu, karena keberhasilan saya adalah cara terbaik untuk membalas kebaikannya,” tutup Nopias penuh haru. (*)

Penulis: Jeri P. Degei