Banggaikece.id- Sempat mengalami kendala hingga mati suri, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Uling, Kecamatan Kintom, Kabupaten Banggai, sukses menembus pasar internasional lewat sentuhan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Panca Amara Utama (PAU).
Mampu menembus pasar global dengan mengekspor Arang Batok Kelapa atau Arang Tempurung ke Negara Swedia, menjadi sejarah bagi Kabupaten Banggai.
Keberhasilan BUMDes Uling yang saat ini dipimpin Dedy Iswanto Lantona selaku Direktur, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Desa Uling, Kecamatan Kintom. Apalagi kesuksesan ini memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Sukses hingga ‘go internasional’, siapa sangka perjalanan BUMDes Uling yang berdiri tahun 2014 ini cukup berat. Tidak sedikit kendala yang harus dihadapi.
Di awal berdiri, BUMDes ini memulai usahanya dengan usaha jasa tenda, kursi dan katering. Usaha jasa yang dijalani kerap menemui kendala hingga harus mati suri.
Seiring waktu berjalan, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Banggai di bawah kepemimpinan Amirudin Tamoreka-Furqanuddin Masulili, pada tahun 2023 lalu, memberi bantuan dengan suntikan dana sebesar Rp200 juta.
Suntikan dana ini menjadi angin segar bagi BUMDes Uling untuk bisa kembali bangkit menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.
Memulai kembali beroperasi, BUMDes Uling pun membentuk struktur kepengurusan yang baru. Di mana di tahun itu, Dedy terpilih sebagai Direkturnya.
“Saya dipilih secara langsung oleh masyarakat seperti Pilkades (pemilihannya). Memang pemilihannya (Direktur BUMDes) begitu, dan saya terpilih dengan meraih suara terbanyak,” ucap Dedy Iswanto Lantona, SH., Direktur BUMDes Uling yang kini bernama BUMDes Abadi Uling, kepada media ini via telepon, Jumat 25 Juli 2025.

Terpilih untuk menahkodai BUMDes Uling, Dedy Iswanto Lantona yang merupakan alumnus Universitas Tompotika Luwuk itu langsung tancap gas dengan membentuk struktur kepengurusannya dan menetapkan bisnis yang akan dijalankan.
Untuk menetapkan bisnis apa yang akan dijalankan BUMDes, Dedy bersama pengurus lainnya saat itu mempelajari sejumlah regulasi dan melihat isu-isu yang berkembang di nasional.
Dengan penuh pertimbangan dan optimisme, Ia bersama pengurus lain pun sepakat memilih dan menetapkan Unit Usaha Perdagangan Arang Tempurung atau jual beli arang batok kelapa.
Usaha jual beli arang batok kelapa ini, dilakukan BUMDes secara tradisional. Seiring waktu berjalan, BUMDes Uling yang dipimpin Dedy ini kian meningkat bahkan mampu menembus pasar internasional.
Tepatnya pada 11 Agustus 2024 lalu, menjadi momentum bersejarah bagi BUMDes Uling. Di mana hari itu menjadi kali pertama Bumdes mengekspor Arang Tempurung ke Swedia, yang dilepas secara resmi oleh Wakil Bupati Banggai, Furqanuddin Masulili.
Di balik kesuksesan BUMDes Uling yang luar biasa hingga bisa menembus pasar internasional, tak lepas berkat dukungan dari PT Panca Amara Utama (PAU), anak Perusahaan dari PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).
“PT PAU yang mensupport kita, hingga bisa go internasional. Jadi PT PAU menyiapkan market (pasar), kita hanya siapkan arang dan menjamin kualitasnya,” ujar Dedy.
Sudah dua kali mengekspor Arang Batok Kelapa, BUMDes Uling mampu memproduksi arang lima ton dalam sepekan. Untuk kebutuhan batok kelapa sebagai bahan baku ini, disuplai dari berbagai wilayah mulai Kecamatan Kintom sendiri, Kecamatan Bunta, Bualemo dan terjauh Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali Utara.
Pendapatan dari ekspor arang ke Swedia pun cukup menjanjikan untuk kemajuan BUMDes. Bahkan sebagian hasil dari keuntungan itu, digunakan untuk pengadaan kendaranan operasional yakni Motor Viar roda tiga senilai Rp42,6 juta.
Keberadaan BUMDes Uling yang menekuni usaha Perdagangan Arang Batok Kelapa ini memberi manfaat luar biasa bagi perekonomian masyarakat setempat. Apalagi warga Desa Uling adalah mayoritas petani kebun yang menggantungkan hidupnya pada kelapa.
“Kehadiran BUMDes Uling sangat membantu masyarakat. Kalau sebelum ada BUMDes, masyarakat jual arangnya harus ke Luwuk. Tapi begitu ada BUMDes Uling, kami membeli langsung ke kebun-kebun kelapa masyarakat,” kata Dedy.
Selain dapat menggerakkan dan meningkatkan ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari kelapa, kerja keras BUMDes Uling juga mampu membantu Pendapatan Asli Desa (PADes).
Betapa tidak, di akhir Desember 2024 lalu, BUMDes Uling menyumbang pendapatan asli desa sebesar Rp25 juta yang ditransfer langsung ke rekening kas desa. Capaian ini tentu patut diapresiasi dan bisa menjadi motivasi bagi BUMDes lainnya.
Tambah Usaha Baru
Dalam menjalankan usahanya setelah berhasil menembus pasar internasional, tak sedikit kendala dihadapi BUMDes Uling, yang mengakibatkan terhentinya ekspor ke Swedia. Bahan baku batok kelapa, menjadi faktor utama terhentinya ekspor.
Sulitnya mendapatkan bahan baku, menyusul tingginya permintaan kelapa dari China. Ekspor kelapa secara besar-besaran ke negara Tiongkok itu, membuat BUMDes Uling tak bisa berbuat banyak yang mengakibatkan hasil produksi arang pun menurun.
“Kita diserang China, permintaan atas kelapa butir saat itu begitu besar dengan harga yang menggiurkan yaitu Rp6.000 per butir. Jadi petani lebih cenderung jual kelapa kupas babi untuk ekspor ke China. Inilah yang membuat kelangkaan bahan baku arang,” cetusnya.
Kendala yang dihadapi, tak membuat BUMDes patah semangat. Bahkan saat ini mereka akan mencoba menambah usaha di sektor pertanian yaitu penanaman jagung, untuk mendukung swasembada pangan yang menjadi program pemerintah.
Rencana itu pun diklaim Dedy, telah dibahas bersama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Banggai, PT PAU, dan Pemerintah Desa Uling.
“Kami ingin mengacu pada visi misi pusat yaitu mendukung swasembada pangan. Tapi usaha arang itu yang utama. Kami berharap, dengan adanya tambahan usaha nanti bisa memberikan dampak manfaat bagi petani. Mungkin lewat program itu, kita bisa bantu petani dalam segi dana, dan hasil panennya kita beli dengan harga kompetitif,” harapnya.
CSR Lebih Terarah
Kontribusi PT Panca Amara Utama dalam mendukung BUMDes Uling hingga go internasional, mendapat apresiasi dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Banggai.
Melalui Kepala Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Banggai, Fahmi Arifuddin Rizal, menyampaikan apresiasi kepada PT PAU yang telah menunjukkan komitmennya kepada pemerintah daerah melalui program CSR.
Bahkan Fahmi menilai, PT PAU salah satu investor di daerah ini yang berani untuk menandatangani kontrak dengan pemerintah daerah dalam pengelolaan CSR.

Sedikitnya ada delapan dinas atau organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Banggai yang telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) bersama PT PAU.
Kerja sama yang dijalin antara PT PAU dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai melalui delapan OPD ini, tak lain agar pengelolaan CSR benar-benar terarah dan dirasakan manfaatnya oleh Masyarakat luas.
Dari delapan dinas ini, salah satunya adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Banggai. Kerja sama yang dibangun tentang pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengembangan badan usaha milik desa.
Capaian BUMDes Uling go internasional, tentu juga menjadi bukti keberhasilan kerja sama yang dibangun PT PAU dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Banggai.
“BUMDes Uling lewat dukungan PT PAU, sudah pernah ekspor Arang Tempurung (Arang Batok Kelapa). Itu (Arang) tenyata bernilai tinggi dan laku di luar negeri. Ini sudah dirintis Panca Amara Utama,” ucap Kabag Fahmi Arifuddin Rizal, dalam paparannya terkait Program CSR Berkelanjutan Kerja Sama PT PAU dan Pemda Banggai pada Acara Jumpa Pers, Kamis 24 Juli 2025 di Kafe Kosta, Luwuk.
Memiliki dampak ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat dan kemajuan desa, Fahmi mendorong PT PAU untuk mendukung BUMDes lainnya agar bisa go internasional. “Kalau bisa terus bertambah (binaan BUMDes) hingga bisa ekspor,” pintanya.
Dalam kesempatan itu, Fahmi juga menguraikan terkait kesepakatan bersama yang ditandatangani langsung antara Bupati Banggai, Amirudin Tamoreka dan Wakil Presiden Direktur PT PAU, Khanisk Laroya pada September 2022 lalu.
Kesepakatan bersama ini tentang kerja sama pengembangan masyarakat melalui program tanggungjawab sosial lingkungan perseroan.
Ruang lingkup yang masuk dalam kerja sama itu di antaranya, dukungan para pihak dalam melaksanakan CSR sesuai program kegiatan yang disetujui di kecamatan dalam wilayah Kabupaten Banggai dengan prioritas Kecamatan Batui, Kintom dan Nambo.
“Selain tiga kecamatan prioritas itu, kami (Pemda) mendorong PT PAU punya kewajiban untuk melihat wilayah lain. Misalnya wilayah kepala burung (mencakup Kecamatan Balantak Utara, Balantak dan Kecamatan Balantak Selatan) yang kurang tersentuh. Sehingga program CSR (PT PAU) ini bisa terasa masyarakat Banggai hingga pelosok,” harapnya.
Tantangan
Setelah berhasil go internasional, tantangan yang dihadapi BUMDes Uling pun tak mudah. Bahkan saat ini aktivitas ekpor pun harus terhenti.

Terhentinya aktivitas ekspor yang dilakukan BUMDes Uling, juga diungkap Lead External Relation PT PAU, Novari Mursita.
“Saat ini berhenti (ekspor), ini jadi tantangan untuk bisa melakukan ekspor (kembali),” kata Novari di hadapan para wartawan peserta Kompetisi Karya Tulis Jurnalis, Kamis 24 Juli 2025.
Ia pun menjelaskan kendala hingga terhentinya ekspor Arang Batok Kelapa yang dilakukan BUMDes Uling. “Karena apa (terhenti)? Karena harga batok kelapa saat ini begitu mahal. Sehingga ini menjadi kendala untuk produksi Arang Tempurung,” bebernya.
Kendala yang dihadapi BUMDes Uling sebagai BUMDes binaan, tentu menjadi tantangan bersama, baik PT PAU maupun stakeholder lainnya, dengan harapan nantinya bisa kembali mengekspor Arang Tempurung untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.
Langkah DPMD
Melihat kendala yang dihadapi BUMDes Uling dalam memenuhi bahan baku arang hingga terhentinya ekspor ke Swedia, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Banggai tak tinggal diam.
Instansi yang dipimpin Kadis Hasan Baswan ini akan melakukan upaya-upaya strategis bersama PT PAU, agar BUMDes Uling bisa kembali mengekspor.
“Iya informasi dari Direktur BUMDes Uling, sekarang mereka lagi kesulitan bahan baku arang yakni batok kelapa,” ucap Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat, DPMD Kabupaten Banggai, Anto Sangkota yang dikonfirmasi media ini, Jumat 25 Juli 2025.
Menurutnya, sulitnya memenuhi bahan baku arang batok kelapa dipicu tingginya penjualan kelapa oleh petani ke luar wilayah. Sehingga stok bahan baku untuk memproduksi arang kian sulit didapat.
“Langkah-langkah kedepan kita lagi mau konsepkan strategi bersama PT PAU, yakni menyiapkan infrastruktur dan manajemen agar BUMDes Uling nanti mungkin bisa beli kelapa butir dari petani. Sehingga nantinya, BUMDes tidak hanya memproduksi arang saja tapi juga menghasilkan kopra,” kata Anto Sangkota.
Dengan memproduksi juga kopra nantinya, diyakini pendapatan BUMDes Uling akan semakin meningkat, yang dapat membantu perekonomian masyarakat setempat dan sekitar yang menggantungkan hidupnya dari kelapa.
Ia berharap, pemberdayaan BUMDes Uling lewat program CSR PT Panca Amara Utama ini, konsep hilirisasi dari usaha tersebut bisa terwujud dan BUMDes semakin berkembang, sehingga perekonomian yang lebih baik di desa dapat tercapai. (*)
Penulis: Jajad




