Banggaikece.id – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banggai kembali hadir menyapa pendengar setia Sahabat Insania dalam program Radio Talk, Rabu sore, 18 Juni 2025.
Kali ini, Maryani Pisu, S.Tr.Kep, Ns., selaku Konselor HIV, Pembina Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Mosa’angu sekaligus Pengelola Monitoring dan Evaluasi KPA Banggai, tampil sebagai narasumber.
Dalam talkshow tersebut, Maryani menekankan pentingnya peran obat antiretroviral (ARV) dan dukungan psikososial dalam perawatan pasien HIV/AIDS.
Ia menjelaskan bahwa kedua aspek tersebut merupakan pilar utama dalam upaya penanganan HIV/AIDS yang komprehensif.
Peran Obat Antiretroviral (ARV)
Obat ARV bekerja menghambat replikasi virus HIV dalam tubuh, sehingga menurunkan jumlah virus (viral load) dan mencegah kerusakan sistem kekebalan. Maryani menegaskan beberapa manfaat utama ARV bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), yaitu:
Menghambat replikasi virus: Mengurangi jumlah virus dalam darah sehingga memperlambat perkembangan penyakit.
Meningkatkan kekebalan tubuh: Dengan menurunnya viral load, sistem imun (CD4) dapat pulih dan bekerja lebih efektif.
Mencegah penularan: Viral load yang sangat rendah bahkan tak terdeteksi membuat risiko penularan HIV ke pasangan seksual atau dari ibu ke anak menjadi sangat kecil.
Meningkatkan kualitas hidup: Pengobatan ARV yang teratur memungkinkan ODHA hidup lebih sehat, produktif, dan berumur panjang.
Peran Dukungan Psikososial
Selain pengobatan medis, dukungan psikososial juga memiliki peran penting dalam membantu ODHA menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan bermartabat. Maryani menjabarkan beberapa manfaat dukungan ini, antara lain:
Mengatasi stigma dan diskriminasi: Membantu ODHA membangun kepercayaan diri dan rasa harga diri di tengah lingkungan sosial.
Meningkatkan kepatuhan pengobatan: Memberikan pemahaman dan dukungan agar ODHA tidak berhenti mengonsumsi ARV.
Mengelola stres dan emosi: Mendampingi ODHA dalam menghadapi tekanan mental, kecemasan, maupun depresi.
Meningkatkan kualitas hidup: Membantu ODHA menavigasi tantangan sosial dan emosional untuk hidup lebih bahagia dan sehat.
Membangun jaringan dukungan: Menyediakan ruang berbagi dan solidaritas melalui kelompok dukungan sebaya.
Maryani menegaskan bahwa keberhasilan penanganan HIV/AIDS tidak hanya bergantung pada pengobatan medis, tetapi juga pada kekuatan mental dan dukungan sosial yang diterima pasien. Kombinasi antara ARV dan dukungan psikososial terbukti memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup ODHA serta menekan risiko penularan HIV di masyarakat. (*)




