Banggaikece.id- Bersama Forum Generasi Berencana (GenRe) Provinsi Sulteng, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Banggai, Faisal Karim S.Sos., M.Si., memberikan penyuluhan di SMAN 3 Luwuk, Selasa 20 Mei 2025.
Dalam kesempatan ini, Kadis Faisal Karim membawakan materi tentang Gerakan Ayah Teladan Indonesia, yang tengah dicanangkan di daerah ini.
Ia menjelaskan, Portal Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) adalah platform terpadu untuk memantau dan melaporkan kegiatan sekaligus mendukung ayah dalam mengakses informasi, melaporkan aktivitas, dan memperkuat peran mereka dalam mendidik serta menciptakan keluarga harmonis.

Tujuannya tak lain, untuk mendorong keterlibatan aktif ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak, pendampingan remaja dan pra remaja untuk menciptakan generasi yang berkualitas, memiliki karakter yang mandiri, bertanggung jawab, optimis dan berdaya saing, siap menghadapi tantangan masa depan dan berkontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya.
Adapun sasarannya adalah remaja laki-laki sebagai calon ayah. Para ayah yang memiliki anak usia dini. Para ayah yang memiliki anak pra-remaja. Para ayah yang memiliki remaja usia 10-24 tahun dan belum menikah.
Ia menjelaskan, program Gerakan Ayah Teladan (GATI), sebuah inisiatif baru yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak/pendampingan remaja.
“Program ini dirancang untuk memberikan dukungan pelibatan bagi ayah agar mereka dapat lebih aktif berpartisipasi dalam perkembangan anak-anak mereka,” katanya.

Menurut Kadis, pengasuhan anak yang optimal membutuhkan keterlibatan penuh dari kedua orang tua, baik ayah maupun ibu.
Namun, data menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia yang tumbuh tanpa kehadiran sosok atau peran ayah. Menurut data UNICEF tahun 2021, sekitar 20,9% anak-anak di Indonesia kehilangan kehadiran ayah mereka, baik akibat perceraian, kematian, atau pekerjaan ayah yang jauh dari keluarga.
Selain itu, survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun yang sama mengungkapkan bahwa hanya 37,17% anak usia 0-5 tahun yang diasuh oleh kedua orang tua kandung secara bersamaan. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam peran pengasuhan, khususnya dari sisi ayah.
Fenomenal fatherless memberikan dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak dan kesejahteraan keluarga. Situasi ini menuntut perhatian bersama, mengingat pentingnya kehadiran ayah mendukung dalam terciptanya lingkungan keluarga yang sehat dan harmonis.
“Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN terus mendorong penguatan peran ayah, dalam pengasuhan, agar tumbuh kembang anak optimal melalui Kampanye Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI)” tuturnya.
Dalam tataran implementasi, program ini diimplementasikan melalui 4 (empat) pendekatan yaitu melalui pendekatan layanan konsultasi, pendekatan basis sekolah (SEBAYA), pembentukan konsorsium ayah teladan serta pendekatan komunitas yang berbasis desa/kelurahan.
Hal tersebut dirancang dengan tujuan untuk membantu ayah/calon ayah mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri mereka dalam pengasuhan anak. Selain itu, program ini juga akan menyediakan akses ke berbagai sumber daya.
Melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), para ayah/calon ayah didorong untuk mulai peduli akan pentingnya keterlibatan peran ayah dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja.
“Mari jadikan diri kita para ayah/calon ayah yang tidak hanya bekerja keras untuk keluarga, tetapi juga hadir secara penuh dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja. Bersama-sama, kita wujudkan keluarga berkualitas, melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI),” tandasnya. (*)




