Banggaikece.id-– Tani Merdeka, organisasi yang digagas oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan), tokoh tani, pemerhati pertanian, kelompok perikanan, dan peternakan di Indonesia, kini hadir dan aktif di Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah. Organisasi ini dibentuk dengan persetujuan Bapak Prabowo Subianto dan Sudaryono, serta dipimpin secara nasional oleh Don Muzakir.
Ketua DPC Tani Merdeka Kabupaten Paniai, Yanuarius Yogi, S.Ab, menyatakan bahwa Tani Merdeka berkomitmen mendampingi petani menghadapi tantangan-tantangan nyata di lapangan, seperti perubahan iklim, fluktuasi harga komoditas, hingga persoalan klasik seperti akses pasar dan teknologi pertanian yang belum merata.
“Kami hadir untuk mendukung petani lokal agar lebih mandiri, berdaya saing, dan sejahtera. Tani Merdeka juga menjadi jembatan antara petani dan pasar, serta menghadirkan pelatihan praktik pertanian modern,” jelas Yogi.
Hal senada disampaikan oleh Jeri P. Degei, selaku Sekretariat Tani Merdeka Kabupaten Paniai.
Ia menambahkan bahwa Tani Merdeka juga menaruh perhatian serius pada keberlanjutan lingkungan hidup. Organisasi ini mendorong praktik pertanian ramah lingkungan untuk menjaga sumber daya alam dan keseimbangan ekosistem.
“Tani Merdeka memperjuangkan hak-hak petani, termasuk kepemilikan lahan, perlindungan dari eksploitasi, serta edukasi hukum agar petani memahami dan mampu memperjuangkan hak mereka,” tegas Jeri.
Sementara itu, Petrus Degei, S.Pt, menuturkan bahwa Tani Merdeka tak hanya bergerak di sektor produksi, tetapi juga memiliki program sosial yang menyentuh langsung kehidupan petani.
“Kami menyalurkan bantuan pangan bagi petani yang terdampak ekonomi, serta memberikan pendampingan dalam pengembangan usaha pertanian kecil. Edukasi tentang pentingnya pertanian berkelanjutan dan pangan lokal juga terus kami gaungkan,” ujarnya.
Melalui berbagai program dan inisiatif ini, Tani Merdeka Kabupaten Paniai diharapkan mampu menjadi motor penggerak pertanian progresif yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi desa dan kesejahteraan petani di tanah Papua. (*)
Penulis: Jeri P Degei




