BeritaDaerahNews

Pembatasan Sholat di Masjid Al-Aqsa, Umat Tidak Boleh Diam

797
×

Pembatasan Sholat di Masjid Al-Aqsa, Umat Tidak Boleh Diam

Sebarkan artikel ini

Oleh: Suryani M. Sy. Zubair, S.E (Aktivis Muslimah Banggai Laut)

Kaum Muslimin di Gaza masih diliputi kesedihan dan keterpurukan, meskipun bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, telah tiba. Bahkan, menjelang hari kemenangan, kondisi mereka semakin tertekan akibat kebijakan pembatasan yang dilakukan oleh Israel terhadap akses ke Masjid Al-Aqsa.

Menurut laporan Anadolu, sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel telah memberlakukan pembatasan ketat bagi warga Palestina dari Tepi Barat yang ingin memasuki Yerusalem Timur. Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan bahwa hanya pria berusia di atas 55 tahun, wanita berusia di atas 50 tahun, serta anak-anak di bawah 12 tahun yang diizinkan memasuki Masjid Al-Aqsa. Selain itu, jamaah diwajibkan memperoleh izin keamanan terlebih dahulu serta menjalani pemeriksaan ketat di berbagai titik perbatasan.

Palestina menganggap kebijakan ini sebagai upaya sistematis Yahudisasi Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al-Aqsa, untuk menghapus identitas Arab dan Islam di wilayah tersebut (antaranews.com).

Seruan Hamas: Teguhkan Hati dan Lawan Penjajahan

Memasuki Ramadhan 1446 H, Hamas menyerukan kepada rakyat Palestina:

“Jadikan hari-hari dan malam-malam Ramadhan yang penuh keberkahan ini untuk didedikasikan dalam ibadah, keteguhan hati, dan perlawanan terhadap musuh serta pemukim ilegal, serta untuk mempertahankan Yerusalem dan Al-Aqsa hingga terbebas dari pendudukan.”

Sebagai bentuk pembatasan, Israel memperketat pengamanan dengan memasang penghalang fisik, mengirim pasukan keamanan, serta melakukan pemeriksaan identitas di sekitar Masjid Al-Aqsa. Meski demikian, warga Palestina dari Yerusalem dan kota-kota Arab di Israel tetap berusaha menuju masjid suci tersebut.

BACA JUGA:  Polisi Sita Puluhan Botol Cap Tikus dari Kios Sembako di Tanjungsari

Masih dalam Penjajahan

Fakta bahwa pembatasan ini masih terjadi hingga kini menegaskan bahwa Palestina masih dalam penjajahan. Keamanan umat Islam di wilayah tersebut masih dikendalikan oleh Zionis Israel, yang terus menekan kaum Muslimin dengan berbagai kebijakan represif.

Lebih dari sekadar larangan sholat, kebijakan ini merupakan bagian dari strategi penjajahan total. Di Gaza, setelah beberapa kali kesepakatan gencatan senjata yang dikhianati, keadaan warga Palestina justru semakin memburuk karena Israel terus menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan.

Masjid Al-Aqsa: Simbol Keimanan dan Perlawanan

Bagi kaum Muslimin, Masjid Al-Aqsa memiliki keutamaan besar:

1. Kiblat Pertama Umat Islam – Selama 16 bulan, kaum Muslimin sholat menghadap ke Masjid Al-Aqsa sebelum Allah mengubah kiblat ke Ka’bah di Makkah (QS Al-Baqarah: 144).

2. Bumi yang Diberkahi – Allah SWT telah memberkahi wilayah Syam (Palestina), sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Isra: 1:

“Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al-Isra: 1)

BACA JUGA:  Bencana Sumatra: Bukti Nyata Bahaya Perusakan Alam dalam Sistem Kapitalisme

3. Tempat yang Dijaga Keutamaan Ibadahnya – Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa, sebagaimana sabdanya:

“Janganlah kalian menempuh perjalanan jauh kecuali menuju tiga masjid: Masjidku ini (Masjid Nabawi), Masjidil Haram, dan Masjid Al-Aqsa.” (HR. Bukhari & Muslim)

Namun, saat ini Masjid Al-Aqsa masih dalam penjajahan Zionis Israel, yang terus melakukan tindakan represif terhadap warga Palestina.

Umat Islam Tidak Boleh Diam!

Melihat penderitaan saudara-saudara kita di Palestina, umat Islam di seluruh dunia tidak boleh berdiam diri. Islam mengajarkan bahwa umat Muslim adalah satu tubuh—jika satu bagian sakit, maka seluruh tubuh akan merasakannya.

Zionis Israel memahami bahwa umat Islam masih memiliki potensi perlawanan, meskipun gencatan senjata telah disepakati. Oleh karena itu, mereka terus melakukan tekanan politik dan militer, termasuk pembatasan akses ke Masjid Al-Aqsa.

Persatuan Umat Islam: Solusi Hakiki untuk Palestina

Satu-satunya solusi untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa dan Palestina adalah persatuan umat Islam di seluruh dunia. Jihad dan kesatuan umat Islam harus menjadi fokus utama perjuangan, bukan berharap pada solusi dari Barat, yang justru mendukung penjajahan Israel.

Barat takut akan kebangkitan Islam, karena persatuan umat Islam dalam satu kepemimpinan global akan menghancurkan dominasi mereka. Sejak 1924, setelah runtuhnya Kekhilafahan Utsmaniyah, dunia Islam kehilangan pelindungnya, sehingga penjajahan terhadap kaum Muslim terus terjadi, termasuk di Palestina.

BACA JUGA:  Pemkab Bangkep Tegaskan Komitmen Jaga Akurasi Data Pemilih pada Rapat Pleno PDPB Triwulan IV 2025

Meneladani Pemimpin Muslim yang Tegas terhadap Zionis

Sejarah mencatat bahwa pemimpin Muslim yang berpegang teguh pada Islam tidak akan pernah tunduk pada Zionis Yahudi. Sultan Abdul Hamid II, misalnya, menolak mentah-mentah tawaran Zionis yang ingin membeli tanah Palestina saat Kesultanan Utsmaniyah masih berdiri kokoh.

“Sungguh, menegakkan kembali persatuan umat adalah qadliyah mashiriyah (masalah hidup-mati) yang wajib menjadi agenda utama umat Islam.”

Umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam secara kaffah dan bersatu dalam kepemimpinan Islam global yang akan menghancurkan penjajahan, termasuk di Palestina.

Kesimpulan: Tegakkan Perlawanan!

Masjid Al-Aqsa adalah milik umat Islam dan tidak boleh dibiarkan dalam cengkeraman Zionis Yahudi.

Perjuangan Palestina bukan sekadar konflik politik, tetapi bagian dari perlawanan terhadap penjajahan.

Jihad dan persatuan umat Islam adalah solusi utama untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa dan Palestina.

“Wahai umat Islam, bangkitlah! Jangan pernah berharap pada solusi dari Barat, karena hanya dengan Islam kita akan meraih kemenangan!”

Allah SWT berfirman:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.” (QS An-Nur: 55)

Wallahu a’lam bish-shawab. (*)