BeritaDaerahNews

Diikuti DWP PUPR, KPA Banggai Sosialisasikan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja 

1015
×

Diikuti DWP PUPR, KPA Banggai Sosialisasikan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja 

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id- Diikuti ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas PUPR Banggai sebagai peserta, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banggai, Hj. Rampia Laamiri S.Sos., M.Mkes., memberikan sosialisasi, Kamis 20 Februari 2025.

Materi sosialisasi yang dibawakan Rampia Laamiri bertajuk “Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di tempat Kerja”.

Kegiatan sosialisasi ini, berlangsung di aula Dinas PUPR Banggai yang dirangkaikan dalam agenda pertemuan rutin DWP PUPR.

Rampia menjelaskan, Komisi Pananggulangan AIDS adalah lembaga negara non struktural yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 124 Tahun 2016 perubahan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 dengan mandat untuk melaksanakan penanggulangan AIDS yang lebihintensif, menyeluruh, terpadu, dan terkoordinasi.

KPA Kabupaten Banggai diketuai oleh Bupati dan Wakil Bupati sebagai Ketua Pelaksana dengan anggota sektor terkait OPD, lembaga swasta, lembaga pendidikan, jaringan populasi kunci dan masyarakat peduli AIDS (LSM) dan dalam pelaksanaannya dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris KPA Kab/Kota.

Adapun tugas dan fungsi KPA kata Rampia Laamiri, pertama mengkoordinasikan Perumusan Penyusunan Kebijakan, Strategi, dan Langkah Langkah yang diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS sesuai kebijakan, strategi, dan pedoman yang ditetapkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional;

Kedua, Memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan, penanggulangan HIV dan AIDS;

Ketiga, Menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan memanfaatkan sumber daya berasal dari pusat, daerah, Masyarakat, dan bantuan luar negeri secara efektif dan ef isien untuk penanggulangan HIV dan AIDS.

BACA JUGA:  Pemkab Bangkep Tegaskan Komitmen Jaga Akurasi Data Pemilih pada Rapat Pleno PDPB Triwulan IV 2025

Keempat, Mengkoordinasikan Pelaksanaan Tugas Mengadakan Kerjasama Regional dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS;

Kelima, Menyebarluaskan informasi mengenai Upaya penanggulangan HIV dan AIDS kepada apparat dan Masyarakat;

Keenam, Mendorong terbentuknya LSM/Kelompok Peduli HIV dan AIDS;

Dan ketujuh, Melakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penanggulangan HIV/AIDS serta menyampaikan laporan secara berkala.

 Percepatan strategi dalam kerja-kerja KPA, Temukan-Obati-Pertahankan (TOP) untuk mencapai eliminası HIV-AIDS pada tahun 2030.

Strategi Jalur Cepat TOP S-T O P, SULUH: 90% masyarakat paham HIV, TEMUKAN: 90% ODHA tahu statusnya, OBATI: 90% ODHA mendapat terapi ART dan PERTAHANKAN:

90% ODHA yang ART tidak terdeteksi virusnya

Rampia membeberkan, kasus HIV pertama kali ditemukan pd tahun 2008 sebanyak 2 kasus pada populasi kunci (WPS).

Kasus HIV pada anak dilaporkan pertama kalitahun 2011 sebanyak 1 kasus (laki-laki, usia 5 tahun). Kemudian, Kasus HIV pd bumil dilaporkan pertama kali pd tahun 2017 sebanyak 1 kasus.

“Sampai dengan Desember 2024 jumlah kumulatif kasus HIV AIDS yg ditemukan dan dilaporkan sebanyak 834 kasus; 508 kasus HIV dan 326 kasus AIDS, 124 orang meninggal,” jelas Rampia Laamiri.

Adapun jumlah kumulatif ODHIV yg pernah masuk perawatan HIV: 619 orang, Jumlah kumulatif ODHIV pernah memulai ART: 493 orang dan Jumlah ODHIV dengan ART s.d akhir periode Juni 2024: 179 orang (laki-laki 151 orang, perempuan 28 orang).

BACA JUGA:  Bupati Bangkep Buka Sosialisasi Penilaian Mandiri SPIP Terintegrasi 2026 di Kantor BPKP Sulteng

Dalam kesempatan itu, Rampia juga menerangkan perbedaan HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. 

HIV terdapat dalam cairan tubuh orang yang tertular HIV, yaitu Darah, cairan sperma (air mani) laki-laki dan cairan getah penis, cairan vagina perempuan ASI (Air Susu Ibu) dari ibu yang Hertular HIV.

Sementara AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu kumpulan gejala akibat menurunnya system kekebalan tubuh karena diserang oleh HIV, sehingga mudah terserang penyakit dan menjadi lebih parah dari biasanya. AIDS disebabkan oleh HIV, bukan penyakit keturunan atau kutukan Tuhan.

HIV ini dapat menular melalui hubungan seksual berganti- ganti pasangan tanpa kondom, pemakaian jarum suntik tidak steril, bekas dipakai orang lain secara bergantian atau tercemar darah mengandung HIV.

Kemudian melalui transfusi darah yang tidak melalui proses pemeriksaan terhadap HIV Dari ibu HIV positif kepada bayinya saat hamil, proses melahirkan spontan/normal dan menyusui.

Ditegaskan, HIV ini tidak menular melalui bersentuhan, bersalaman, berpelukan (kontak sosial) Berciuman (melalui air liur), Keringat

BACA JUGA:  Imigrasi Banggai Perkuat Layanan Informasi Melalui WHAPI

Batuk, bersin, Berbagi makanan atau menggunakan peralatan makan bersama, Gigitan nyamuk, Berenang bersama dan Memakai toilet bersama.

Rampia juga menjelaskan tanda orang tertular HIV, tidak ada tanda fisik khusus yang menunjukkan seseorang terinfeksi HIV; penampilan bukanlah jaminan bebas dari virus ini. 

“Siapa pun, tanpa memandang gender, usia, suku, agama, ras, pendidikan, atau pekerjaan, bisa terinfeksi HIV jika memiliki perilaku berisiko. Sebelum berkembang menjadi AIDS (biasanya dalam 5-10 tahun), individu yang terinfeksi HIV bisa tampak sehat, namun mereka tetap dapat menularkan virus tersebut meskipun merasa baik-baik saja,” beber Rampia Laamiri.

Lantas bagaimana seseorang bisa mengetahui jika dirinya terkena HIV.

Status HIV dapat diketahui melalui Konseling dan Testing HIV secara sukarela (KTS/VCT). Konseling Pre Tes untuk memahami makna dan tujuan tes, menyiapkan mental untuk melakukan tes. Tes darah untuk mengetahui status HIV. 

Adapun upaya untuk mencegah terinfeksi HIV/AIDS, yakni tidak melakukan hubungan seks bebas / berganti pasangan Praktik Seks Aman: Menggunakan kondom dengan benar dan konsisten (bagi yang sudah menikah).

Kemudian, sterilisasi peralatan medis seperti jarum suntik (untuk transfusi darah) dan tidak menggunakan Narkoba Suntik Tes dan Pengobatan Dini: Penting untuk mendeteksi HIV pada ibu hamil dan memulai pengobatan secepat mungkin. (*)