BeritaDaerahNews

Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Generasi Anti-Perundungan

633
×

Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Generasi Anti-Perundungan

Sebarkan artikel ini

Oleh: Nahidhul Barkah Tanzilul FurqonProgram Studi Hukum Keluarga Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai landasan untuk membina generasi yang mampu memerangi perundungan secara efektif. Dengan menanamkan nilai-nilai tanggung jawab sosial, keterampilan komunikasi, dan pemahaman hak serta kewajiban warga negara, pendidikan kewarganegaraan berperan penting dalam menciptakan budaya antiperundungan.

Peran Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan memainkan peran kunci dalam:

  1. Meningkatkan Kesadaran Sosial
    Dengan memahami dampak buruk perundungan, siswa dapat mengembangkan empati dan sikap saling menghormati. Pendidikan ini memotivasi mereka untuk mengambil peran aktif dalam mencegah perundungan di lingkungan sekolah.
  2. Meningkatkan Kompetensi Sosial
    Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi sosial, seperti kemampuan komunikasi efektif dan penyelesaian konflik, dapat secara signifikan mengurangi keterlibatan siswa sebagai pelaku maupun korban perundungan.
  3. Mendorong Keberanian Moral
    Pendidikan Kewarganegaraan menanamkan tanggung jawab moral kepada siswa, sehingga mereka berani mengambil tindakan proaktif untuk mencegah atau melaporkan perundungan. Keterlibatan ini menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan inklusif.
  4. Menumbuhkan Kesadaran Hak dan Kewajiban
    Siswa diajarkan untuk memahami pentingnya menghargai keberagaman dan menjaga keharmonisan sosial sebagai bagian dari nilai kewarganegaraan.
BACA JUGA:  Uji Coba Wahana Hoya-Hoya Sedot Ribuan Penonton di Toili Jaya

Tantangan Implementasi

Meski berpotensi besar, ada sejumlah tantangan dalam memaksimalkan peran Pendidikan Kewarganegaraan:

  1. Kurangnya Pelatihan Guru
    Guru yang tidak memiliki pelatihan memadai sering kali kesulitan membahas isu perundungan secara efektif. Pelatihan profesional yang mendukung guru dalam mengintegrasikan materi kewarganegaraan sangat diperlukan.
  2. Budaya Sekolah yang Tidak Mendukung
    Jika norma sosial di sekolah menoleransi perundungan, bahkan program terbaik pun sulit mencapai hasil maksimal. Oleh karena itu, sekolah harus membangun lingkungan yang aman dan inklusif.
  3. Kualitas Kurikulum
    Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan harus dirancang untuk secara langsung menanggapi isu perundungan, dengan fokus pada pengembangan empati, komunikasi, dan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan yang mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan.
BACA JUGA:  Gardira FC dan Halimun FC Raih Kemenangan di Babak Penyisihan Futsal Solidarity Cup for Palestina 2025

Pendekatan Holistik

Untuk memaksimalkan efektivitasnya, Pendidikan Kewarganegaraan harus digabungkan dengan strategi anti-perundungan yang komprehensif. Ini mencakup:

Menciptakan budaya sekolah yang menghargai inklusivitas.

BACA JUGA:  Ratusan Tenaga Non-ASN Geruduk Kantor Bupati, DPRD, dan BKPSDM Bangkep Tuntut Keadilan

Memberikan pelatihan kepada guru untuk membangun kepercayaan diri dalam menyampaikan materi.

Mendorong siswa untuk aktif melibatkan diri dalam upaya pencegahan perundungan.

Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki potensi besar dalam membentuk generasi yang menolak perundungan. Dengan pendekatan komprehensif yang mencakup kurikulum berkualitas, pelatihan guru, dan budaya sekolah yang mendukung, pendidikan ini dapat menanamkan nilai-nilai empati, rasa hormat, dan kewarganegaraan aktif.

Melalui integrasi pendidikan kewarganegaraan yang kuat, para pendidik dapat memainkan peran vital dalam menciptakan generasi yang sadar akan dampak perundungan dan mampu mengambil tindakan untuk melawannya. Dengan begitu, terciptalah masyarakat yang lebih hormat, inklusif, dan penuh kasih sayang. (*)