BeritaDaerahNewsPendidikan

Potret Buram Dunia Pendidikan di Banggai: Puluhan Siswa di Bunta Harus Tunggu Tumpangan untuk Sekolah

1522
×

Potret Buram Dunia Pendidikan di Banggai: Puluhan Siswa di Bunta Harus Tunggu Tumpangan untuk Sekolah

Sebarkan artikel ini
Potret buram dunia pendidikan di Banggai, tampak puluhan siswa harus menumpang di mobil kontainer terbuka, yang sangat membahayakan untuk keselamatan. FOTO: ISTIMEWA

Banggaikece.id— Puluhan siswa SMP dan SMA di Desa Lontio, Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah terpaksa harus menunggu tumpangan kendaraan setiap pagi agar bisa sampai ke sekolah di Kecamatan Lobu, yang berjarak sekitar 9 kilometer dari kampung mereka. 

Pemandangan ini menjadi hal biasa setiap hari sekolah, di mana para siswa berdiri di tepi jalan, berharap ada kendaraan yang lewat untuk memberi tumpangan.

Para siswa tak pilih-pilih kendaraan. Sepeda motor, mobil pribadi, mobil pikap, truk, hingga kontainer kerap menjadi pilihan tumpangan mereka. 

BACA JUGA:  Makin Sengit! 8 Tim Lolos ke Perempat Final Open Turnamen Sepakbola Danki Cup, Perebutkan Hadiah Rp80 Juta

Seorang pelajar yang ditemui seusai pulang sekolah mengungkapkan, setiap pagi mereka harus menunggu lama untuk mendapatkan tumpangan.

Kondisi ini kerap kali membuat mereka terlambat masuk sekolah. Kadang, mereka bahkan tidak bisa ikut upacara bendera di hari Senin.

“Sekalipun terlambat, para guru tidak marah karena mereka memahami kondisi kami. Namun, kami sering ketinggalan pelajaran,” kata salah seorang siswi.

BACA JUGA:  Uji Coba Wahana Hoya-Hoya Sedot Ribuan Penonton di Toili Jaya

Sebelumnya, ada mobil roda tiga (viar) yang disediakan untuk antar-jemput siswa dengan tarif Rp 1.000 per orang. 

Namun, banyak keluarga yang menunggak pembayaran akibat kondisi ekonomi yang sulit, sehingga layanan ini tidak lagi beroperasi. 

Menurut salah satu orang tua siswa, sekitar 70 anak dari Desa Lontio, baik SMP maupun SMA, mengalami masalah ini.

BACA JUGA:  Tabrakan Hebat Terjadi di Singkoyo Vixion Vs Sonic

Orang tua siswa berharap agar pemerintah turun tangan membantu mengatasi kesulitan mereka. 

Mereka menginginkan adanya bantuan transportasi, seperti bus sekolah atau kendaraan lain, seperti mobil pikap, yang bisa digunakan untuk mengantar para siswa ke sekolah tepat waktu. 

“Yang penting anak-anak bisa sekolah tanpa harus menunggu tumpangan lagi,” harap salah satu orang tua. (*)