BANGGAI KECE – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banggai menggelar Peringatan Hari AIDS Sedunia pada Jumat pagi, 5 Desember 2025. Kegiatan ini turut dihadiri Staf Ahli Bupati, Amin Jumail, serta bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Banggai.
Seperti tahun sebelumnya, momentum peringatan ini diisi dengan pembagian pamflet untuk menyebarkan informasi terkait HIV-AIDS. Sebanyak 500 suvenir dan pamflet disalurkan kepada para pengendara yang melintas di lampu merah Karaton, Luwuk.
Bupati Banggai, Amirudin, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli, Amin Jumail, mengungkapkan bahwa situasi epidemi HIV-AIDS menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Hingga Juli 2025, terdapat kumulatif 468 kasus HIV-AIDS yang meliputi 571 kasus HIV, 359 kasus AIDS, dan 126 kematian.

Kasus didominasi oleh laki-laki dan kelompok usia 25–49 tahun, dengan pola penularan utama melalui hubungan seksual: 44% heteroseksual, 43% homoseksual, dan 8% biseksual. Sementara itu, 2% penularan terjadi secara perinatal dan 3% tidak diketahui. Data tersebut, kata Bupati, menegaskan perlunya edukasi yang lebih kuat, perluasan penjangkauan, serta layanan yang responsif dan berkelanjutan.
Peringatan Hari AIDS Sedunia 2025, lanjut Amin, menjadi momentum penting untuk memperkuat solidaritas, kolaborasi lintas sektor, dan partisipasi masyarakat dalam memastikan keberlanjutan layanan HIV.
“Kita harus mempercepat respons, terutama di daerah dengan beban kasus yang terus meningkat seperti Kabupaten Banggai,” ujarnya.
Dengan mengusung tema “Bersama Hadapi Perubahan: Jaga Keberlanjutan Layanan HIV”, Bupati mengajak semua pihak menghapus stigma dan diskriminasi, memperluas akses pemeriksaan serta pengobatan, dan memperkuat ketahanan sistem kesehatan menuju Indonesia tanpa infeksi baru HIV serta tercapainya target Ending AIDS 2030.
Ia menegaskan, kampanye penyebarluasan informasi sangat penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang HIV-AIDS secara benar, menghapus stigma terhadap Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA), mendorong masyarakat melakukan tes HIV secara sukarela, dan memastikan mereka memperoleh layanan kesehatan yang layak.

“Saya berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi seremonial, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan yang hidup di tengah masyarakat. Melalui kampanye ini, marilah kita bangun kepedulian, kesadaran, dan aksi bersama sehingga tidak ada satu pun warga Banggai yang tertinggal dalam mendapatkan layanan kesehatan,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Banggai, tegasnya, berkomitmen menyediakan layanan HIV yang inklusif, mudah dijangkau, dan berkelanjutan. Namun, Bupati mengingatkan bahwa dukungan pemerintah tidak akan cukup tanpa keterlibatan aktif masyarakat.
“Penanggulangan HIV-AIDS adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
Sebagai Bupati sekaligus Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Banggai, ia menegaskan bahwa Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan seluruh puskesmas harus terus bersinergi dalam upaya pengendalian HIV-AIDS. Semua anggota KPA wajib meningkatkan koordinasi lintas sektor, berbagi data, informasi, inovasi, serta strategi layanan secara berkelanjutan.
“Tidak boleh ada upaya yang berjalan sendiri-sendiri. Penanggulangan HIV-AIDS hanya dapat berhasil melalui kerja bersama, bukan kerja terpisah,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa sinergi tersebut harus nyata, berdampak, dan berfokus pada tujuan utama: melindungi masyarakat Kabupaten Banggai dari ancaman HIV-AIDS serta memastikan ODHA mendapatkan layanan kesehatan yang bermartabat dan berkesinambungan.
“Mari kita teguhkan tekad: bersama hadapi perubahan, bersama menjaga keberlanjutan layanan HIV, dan bersama wujudkan Banggai yang sehat, produktif, dan sejahtera,” tutupnya. (*)




