Banggaikece.id – Di tengah kemeriahan Festival Malabot Tumbe, yang telah menjadi kegiatan rutin tahunan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banggai Laut, muncul satu hal yang terasa janggal dan sulit diterima oleh akal sehat.
Kegiatan yang telah berlangsung selama beberapa tahun ini nyatanya tidak pernah melibatkan media ataupun wartawan lokal.
Dengan alasan ingin lebih dikenal, Dinas justru memilih menggunakan media dan wartawan dari luar daerah. Padahal, menurut seorang wartawan lokal, media dan jurnalis Banggai Laut memiliki kapasitas yang tidak kalah baik.
“Sebenarnya media dan wartawan lokal di Banggai Laut potensinya sudah tidak diragukan lagi. Jangkauan berita kami juga luas dan dibaca banyak orang,” ujarnya.
Seorang jurnalis lainnya menambahkan dengan tegas “Kalau tahun depan (2026) kami wartawan lokal tetap tidak difungsikan, maka kami berharap semua media dan wartawan lokal untuk tidak melakukan peliputan Festival Malabot Tumbe.”
Keluhan ini dianggap wajar, mengingat kegiatan tahunan tersebut menelan anggaran miliaran rupiah, namun media dan wartawan lokal selalu diabaikan.
Dalam festival tahun ini, seorang wartawan lokal bahkan sempat mendatangi kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk menawarkan kerja sama. Namun upaya tersebut justru dibalas dengan nada kurang menyenangkan.
“Kamu ini tidak ada yang dibuat-buat, baru minta ini minta itu,” begitu suara sumbang yang terdengar. Asw




