Banggaikece.id – Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) menggelar kegiatan Sosialisasi Akreditasi Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2025 di Aula Bappeda Banggai Kepulauan, Senin (10/11/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh para kepala sekolah dari seluruh jenjang pendidikan se-Kabupaten Banggai Kepulauan, serta menghadirkan narasumber, Sekretaris Dikbud, staf, pengawas, dan guru.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banggai Kepulauan, H. Ikhsan Nursin, S.Pd., MM, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam mempersiapkan proses akreditasi sekolah secara matang. Menurutnya, akreditasi bukan sekadar formalitas administratif, melainkan cerminan tanggung jawab lembaga pendidikan dalam menjaga mutu dan disiplin pengelolaan sekolah.
“Akreditasi adalah wujud nyata tanggung jawab kita bersama. Melalui proses ini, kita bisa melihat kondisi riil satuan pendidikan dan berupaya meningkatkan kualitasnya. Dari nilai C bisa menjadi B, dari B bisa menjadi A, asal kita semua berkomitmen memperbaikinya,” ujar Ikhsan.
Dalam arahannya, Ikhsan juga menyoroti masalah kedisiplinan tenaga pendidik yang masih menjadi tantangan besar di Banggai Kepulauan. Ia bahkan mengungkapkan telah menahan gaji beberapa guru dan kepala sekolah karena ketidakhadiran dan kurangnya tanggung jawab.
“Saya turun langsung ke lapangan, bahkan ke wilayah Totikum, dan mendapati banyak sekolah tanpa guru saat jam pelajaran. Ini persoalan serius. Kepala sekolah adalah perpanjangan tangan dinas. Kalau kita tidak menegakkan disiplin, jangan berharap kualitas pendidikan kita naik,” tegasnya.
Ikhsan menambahkan, berdasarkan evaluasi Dinas Pendidikan, Banggai Kepulauan masih berada di posisi terbawah dari 12 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah dalam hal kualitas pendidikan. Ia menilai, perbaikan disiplin, budaya kerja, dan manajemen sekolah adalah langkah mendasar untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Selain membahas akreditasi, Ikhsan juga menyinggung Permendiknas Nomor 7 Tahun 2025 tentang seleksi kepala sekolah. Ia menyebut terdapat 107 satuan pendidikan yang akan mengalami rotasi atau pengisian jabatan kepala sekolah baru, dengan total sekitar 662 calon yang memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi.
“Pendaftaran akan dilakukan langsung melalui link resmi Kemendiknas. Ini bagian dari transparansi dan kompetisi yang sehat. Kepala sekolah yang sudah melewati masa jabatan delapan tahun akan diselesaikan periodenya dan kembali ke tugas mengajar,” jelasnya.
Ikhsan juga mengapresiasi hasil riset Litbang Bappeda terkait bahasa Banggai yang telah dikaji dari sisi morfologi dan sintaksis. Ia berencana membentuk tim penyusun modul pembelajaran agar bahasa daerah tersebut dapat diajarkan di tingkat SD dan SMP sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal.
Pada akhir sambutannya, Ikhsan menekankan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sebagai sarana pembentukan karakter peserta didik. Ia meminta seluruh kepala sekolah mencantumkan kegiatan Pramuka dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS) 2026.
“Di tengah derasnya arus teknologi dan informasi, Pramuka menjadi benteng pendidikan karakter. Jika kegiatan ini tidak dimasukkan dalam RKS, saya akan tindak. Ini bukan sekadar kegiatan tambahan, tetapi bagian dari pembentukan generasi berkarakter,” tandasnya.
Sementara itu, mewakili Bupati Banggai Kepulauan, Asisten I Setda Bangkep Iswan Saleh, S.Sos, dalam sambutannya menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kapasitas tenaga pendidik, penyediaan sarana-prasarana, serta dorongan bagi sekolah untuk meraih akreditasi terbaik.
“Akreditasi bukan sekadar penilaian administratif, melainkan upaya sistematis menjamin mutu pendidikan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah,” tutur Iswan.
Ia juga mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang telah menginisiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, pemahaman menyeluruh mengenai mekanisme, instrumen, dan indikator akreditasi menjadi bekal penting bagi para kepala sekolah dalam memperbaiki mutu pendidikan di satuan masing-masing.
“Mari jadikan akreditasi sebagai motivasi untuk terus berbenah dan berinovasi demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berdaya saing,” tutupnya. (*
Penulis: Ramli Suma




