BeritaKesehatanNewsPendidikan

Dinas P2KBP3A Banggai Sosialisasikan Sekolah Ramah Anak di SMP Katolik Santo Yoseph Luwuk

636
×

Dinas P2KBP3A Banggai Sosialisasikan Sekolah Ramah Anak di SMP Katolik Santo Yoseph Luwuk

Sebarkan artikel ini

BANGGAI KECE– Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Banggai terus gencar melakukan sosialisasi tentang sekolah ramah anak.

Kali ini, instansi yang dipimpin Kadis Faisal Karim S.Sos., M.Si., itu melakukan sosialisasi di SMP Katolik Santo Yoseph Luwuk, Selasa 4 November 2025.

Kegiatan sosialisasi di SMP Katolik ini melibatkan Polres Banggai, melalui Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), sebagai narasumber.

Turun langsung dalam kegiatan sosialisasi, Kadis P2KBP3A Banggai, Faisal Karim membawakan materi tentang Sekolah Modern dan Inklusif.

Sekolah modern adalah lembaga pendidikan yang mengintegrasikan teknologi, inovasi pembelajaran, dan pendekatan humanis dalam proses pendidikan. 

Sementara sekolah inklusif adalah sekolah yang menerima dan memberikan layanan pendidikan kepada semua peserta didik tanpa diskriminasi, termasuk anak berkebutuhan khusus, perbedaan gender, sosial, ekonomi, budaya, dan agama.

BACA JUGA:  Nusantara U17 Lolos ke Final Usai Tumbangkan Smantil FC 10-5

Tujuan dari sekolah modern dan inklusif ini kata Kadis Faisal Karim, mewujudkan lingkungan belajar yang anti terhadap perundungan, kekerasan, intoleransi, dan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif dalam satu sistem pendidikan.

Adapun prinsip sekolah inklusif yakni, kesetaraan dan non diskriminasi. Semua siswa berhak mendapat pendidikan yang sama, tanpa membeda-bedakan latar belakang.

Kedua, Aksebilitas yakni  Fasilitas fisik dan non-fisik ramah untuk anak.

Ketiga, Kurikulum Fleksibel. Menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan setiap anak, termasuk adaptasi atau modifikasi kurikulum

Keempat, Guru Inklusif. Guru dilatih untuk menangani keberagaman siswa dan menerapkan metode pembelajaran diferensiast.

Kelima, Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat: sekolah harus bekerja sama dengan orang tua, tenaga ahli, dan komunitas dalam mendukung anak.

BACA JUGA:  Tim Tuan Rumah GMC Gori-gori dan Pamsi Sinorang Raih Kemenangan di Penyisihan Grup

Ia menguraikan bagaimana Strategi Implementasi Sekolah Modern dan Inklusif. Pertama, pelatihan guru,.meningkatkan kompetensi guru dalam teknologi, literasi digital, dan pendidikan inklusi.

Kedua Penyediaan Sarana dan Prasarana, Perangkat IT, internet cepat, alat bantu belajar untuk ABK dan Ruang kelas ramah anak dan disabilitas.

Ketiga, Kebijakan Sekolah Ramah Inklusi. Strategi ini, sekolah harus menerapkan penerimaan peserta didik tanpa diskriminasi. Adanya SOP untuk mendukung anak berkebutuhan khusus.

Strategi keempat,harus kolaborasi dengan lembaga terkait yakni Dinas Pendidikan, psikolog, SLB, LSM, dan komunitas orang tua.

Kelima, evaluasi dan monitoring. Menilai efektivitas penerapan sekolah modern dan inklusif melalui data dan feedback.

BACA JUGA:  Bencana Sumatra: Bukti Nyata Bahaya Perusakan Alam dalam Sistem Kapitalisme

“Penerapan  Sekolah Ramah Anak ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak selama berada di sekolah,” tekan Kadis Faisal Karim dalam paparannya.

Ia pun membagikan konsep sekolah ramah anak yang dimaksud, yakni bersih, aman, ramah, indah, inklusif, sehat, asri, dan nyaman.

Sementara komponen sekolah ramah anak yakni pertama Kebijakan SRA (Sekolah Ramah Anak), dua pelaksanaan proses belajar yang ramah anak. Ketiga, Pendidik dan Tenaga Kependidikan Terlatih Hak-hak Anak dan SRA.

Kemudian, sarana dan prasarana yang ramah anak. Partisipasi anak. Terakhir Partisipasi Orang Tua, Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha, Stakeholder lainnya, dan Alumni.

Amatan media ini, para siswa terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan sosialisasi sekolah ramah anak. (*)