BeritaKesehatanNews

Diduga Keracunan MBG, Puluhan Siswa di Kecamatan Moilong Dilarikan ke Puskesmas

1265
×

Diduga Keracunan MBG, Puluhan Siswa di Kecamatan Moilong Dilarikan ke Puskesmas

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id – Sedikitnya 47 siswa dari beberapa sekolah di Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai, harus mendapat perawatan medis di Puskesmas setempat pada Sabtu (11/10/2025). Mereka diduga mengalami keracunan makanan dari makanan bergizi (MBG) yang dikonsumsi di sekolah.

Salah seorang siswa menceritakan, gejala awal muncul sehari sebelumnya, pada Jumat (10/10/2025), setelah mengonsumsi makanan MBG dengan menu ayam kecap.

“Setelah makan di sekolah, perut saya mulai terasa tidak enak. Malamnya agak membaik, tapi keesokan harinya malah tambah parah—mual, pusing, dan akhirnya dibawa ke Puskesmas,” tuturnya.

BACA JUGA:  Polisi Sita Puluhan Botol Cap Tikus dari Kios Sembako di Tanjungsari

Sementara itu, seorang tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Puskesmas Moilong mengungkapkan bahwa gejala yang dialami para siswa umumnya berupa mual, muntah, dan diare.

“Jumlah pasien yang kami tangani saat ini tercatat 47 orang, namun kemungkinan akan bertambah karena masih ada yang terus berdatangan,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Bupati Balut Sofyan Kaepa Tinjau Persiapan Sekolah Rintisan SR

Para siswa yang mengalami gejala tersebut diketahui berasal dari beberapa sekolah, di antaranya SMAN 1 Moilong, SDN Tou, dan SDN Moilong.

Salah satu wali siswa yang enggan disebutkan namanya berharap agar pihak pengelola program MBG lebih berhati-hati dalam penyediaan makanan bagi siswa.

“Kalau benar ini karena makanan MBG, saya harap ke depan pengelolanya lebih memperhatikan kualitas bahan makanan, kebersihan saat pencucian, dan cara pengolahannya. Semua harus sesuai dengan standar operasional agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujarnya.

BACA JUGA:  Bupati Bangkep Buka Sosialisasi Penilaian Mandiri SPIP Terintegrasi 2026 di Kantor BPKP Sulteng

Ia juga menambahkan agar pihak ahli gizi di sekolah maupun dinas terkait lebih ketat dalam pengawasan terhadap makanan yang disajikan.

“Petugas ahli gizi harus benar-benar memastikan bahwa makanan yang disajikan layak dikonsumsi anak-anak,” pungkasnya. (*)

Reporter: Pamuji Wibowo