BeritaNews

Bupati Deiyai Melkianus Mote Ubah Skema Bantuan Pertanian: Tutup Keran Proposal 2026, Fokus pada Kopi Arabika dan Peternakan Babi 5.000 Ekor

430
×

Bupati Deiyai Melkianus Mote Ubah Skema Bantuan Pertanian: Tutup Keran Proposal 2026, Fokus pada Kopi Arabika dan Peternakan Babi 5.000 Ekor

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id- Deiyai, Papua Tengah – Bupati Deiyai Melkianus Mote, ST mengumumkan perubahan mendasar dalam skema bantuan pertanian dan agribisnis di Kabupaten Deiyai. Pernyataan tersebut disampaikan di sela kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis Ternak yang diikuti 20 kelompok tani di Aula Sekwan, Rabu (8/10/2025).

Pelatihan yang menghadirkan narasumber Nikson Kotouki, S.P. ini menjadi momentum bagi Bupati Mote untuk meluncurkan kebijakan revolusioner: penghapusan penerimaan proposal bantuan pertanian mulai tahun 2026.

Bupati Mote menyoroti berbagai persoalan dalam penyaluran bantuan saat ini, terutama dalam proses verifikasi proposal.

“Kemarin kami sudah kumpul, tapi kami tidak dibayar. Kami dikasih sedikit, isu-isu seperti ini saya dengar. Proposal yang sudah dimasukkan belum kami cek bersama, dan jumlahnya banyak sehingga pembagiannya seperti itu untuk tahun 2025,” ujarnya, menegaskan adanya ketimpangan dan kesulitan dalam proses validasi permohonan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Bupati Mote menyatakan akan menutup seluruh penerimaan proposal bantuan mulai 2026.

BACA JUGA:  Persik Kintom & Dynamites FC Amankan Tiket Terakhir ke Semifinal Piala Hari Pahlawan U-17 2025

“Tahun depan tidak akan terima proposal. Awal Januari saya akan pasang spanduk bahwa Kabupaten Deiyai tidak menerima proposal untuk tahun 2026,” tegasnya.

Kebijakan baru ini dirancang agar bantuan benar-benar diterima oleh petani dan peternak aktif yang membutuhkan. Skema baru akan mengedepankan verifikasi langsung (on-the-spot) oleh pemerintah daerah.

“Kami yang akan langsung cek kebun kopi, ternak, pertanian. Bahkan pasti ada yang belum masukkan proposal karena belum tahu menulis,” tambahnya dengan nada empati terhadap masyarakat akar rumput.

Fokus Ekonomi Lokal: Revitalisasi Kopi Arabika dan Peternakan Babi

Bupati Mote menetapkan dua komoditas unggulan sebagai fondasi ekonomi baru Deiyai, yakni Kopi Arabika dan Peternakan Babi.

1. Peternakan Babi – Pengadaan 5.000 Ekor

Bupati mencanangkan program besar di sektor peternakan.

“Fokus saya di pertanian adalah Kopi dan Peternakan Babi. Saya akan beli Babi 5 ribu ekor,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Nusantara U17 Lolos ke Final Usai Tumbangkan Smantil FC 10-5

Program ini dirancang untuk memberdayakan ekonomi lokal secara ganda. Pemerintah Daerah akan membeli babi kecil dari peternak yang sudah berjalan, sehingga memberi pasar dan pendapatan tambahan bagi mereka. Selanjutnya, babi tersebut akan dibagikan kepada masyarakat lain yang memiliki kandang layak, guna memacu pertumbuhan populasi ternak secara merata dan berkelanjutan.

2. Kopi Arabika – Dukungan Penuh untuk 250 Petani

Di sektor perkebunan, Kopi Arabika menjadi komoditas unggulan. Kabupaten Deiyai memiliki sekitar 250 petani kopi yang akan menjadi ujung tombak pengembangan sektor ini.

“Bagi petani yang benar-benar bekerja akan mendapatkan bantuan apabila ada bantuan,” janji Bupati Mote.

Komitmen pemerintah tidak hanya berhenti pada penyediaan bibit. Bupati Mote juga memastikan jaminan pasar bagi hasil panen.

“Apabila masyarakat sampaikan kami punya kopi banyak tapi tidak ada orang beli, maka saya akan beli,” ujarnya, menghapus kekhawatiran klasik petani soal pemasaran.

BACA JUGA:  Tim Tuan Rumah GMC Gori-gori dan Pamsi Sinorang Raih Kemenangan di Penyisihan Grup

Peningkatan Kualitas dan Pasokan Bibit

Bupati Mote juga menyoroti lemahnya pengetahuan petani dalam proses pascapanen kopi.

“Kita di sini pengetahuan soal penjemuran kopi sangat minim,” kritiknya.

Ia meminta narasumber pelatihan untuk memberikan materi detail tentang teknik penjemuran kopi agar kualitas hasil meningkat.

Bupati menekankan pentingnya standar mutu, dengan harapan petani dapat menghasilkan kopi yang sudah dikupas dan dikeringkan dengan baik.

Untuk menjamin keberlanjutan program, Bupati Mote dan Kepala Dinas Pertanian membuka ruang komunikasi bagi masyarakat.

“Apabila masyarakat mempunyai lahan dan belum ada bibit, maka sampaikan ke kami, Bupati dan Kepala Dinas Pertanian,” tegasnya, mengajak petani aktif melaporkan kebutuhan bibit mereka.

Perubahan besar dalam skema bantuan ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem pertanian dan peternakan yang lebih efektif, terverifikasi, dan berkelanjutan, serta memastikan pertumbuhan ekonomi inklusif bagi seluruh masyarakat Kabupaten Deiyai. (*)

Sumber: Aleks Pigai

Laporan: Pigai