BeritaDaerahKesehatanNews

Kadis Faisal Karim Bagikan Tips Efektif bagi Guru untuk Cegah Bullying dan Kekerasan di Sekolah

758
×

Kadis Faisal Karim Bagikan Tips Efektif bagi Guru untuk Cegah Bullying dan Kekerasan di Sekolah

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id — Dalam upaya mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman, sehat, dan inklusif, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Banggai menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk “Edukasi Sehat Remaja, Bersama Satuan Pendidikan Cegah Kekerasan dan Narkoba untuk Mewujudkan Pendidikan yang Inklusif”.

Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Luwuk pada Senin (6/10/2025) dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan bidang pendidikan serta para guru dari berbagai sekolah.

Salah satu narasumber utama dalam kegiatan tersebut adalah Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Banggai, Faisal Karim, S.Sos., M.Si., yang memberikan paparan mendalam tentang pencegahan kekerasan dan perundungan (bullying) di lingkungan pendidikan.

Dalam pemaparannya, Faisal Karim menegaskan bahwa guru memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam mencegah tindakan kekerasan dan perundungan di sekolah.

Ia membagikan sejumlah tips bagi guru dalam menangani dan mencegah bullying, di antaranya:

BACA JUGA:  Persik Kintom & Dynamites FC Amankan Tiket Terakhir ke Semifinal Piala Hari Pahlawan U-17 2025

Menanggapi setiap laporan perundungan dengan serius.

Menghargai dan mengakui keberanian korban yang melapor.

Meyakinkan korban bahwa kejadian itu bukan kesalahannya.

Menunjukkan empati dan memberikan dukungan moral.

Membantu korban untuk berani membela diri dengan cara yang tepat.

“Setiap guru harus menjadi figur yang aman bagi anak-anak. Jika siswa merasa nyaman bercerita, maka kita telah selangkah lebih maju dalam mencegah kekerasan,” ujar Faisal Karim.

Faisal juga menjelaskan bahwa kekerasan di sekolah bisa muncul dalam berbagai bentuk — mulai dari penganiayaan, pengucilan, penghinaan, penyebaran rumor, hingga intimidasi verbal maupun fisik.

Adapun beberapa faktor pemicu kekerasan di kalangan siswa antara lain:

Faktor biologis, seperti pengaruh genetik dan hormon yang memengaruhi perilaku agresif.

Faktor psikologis, misalnya tekanan, frustrasi, atau masalah keluarga.

Faktor jati diri, yaitu kelabilan remaja dalam mencari penerimaan sosial yang sering mendorong mereka bertindak negatif.

BACA JUGA:  Biadab, Seorang Sopir di Luwuk Utara Tega Setubuhi dan Jual Anak Bawah Umur 

Faktor media, di mana tontonan dan konten negatif di internet menjadi contoh perilaku yang ditiru.

Faktor guru, ketika pendidik gagal mengendalikan emosi hingga memberikan hukuman fisik atau mempermalukan siswa.

Faktor keluarga, terutama bila orang tua sering berkonflik, yang dapat memicu stres dan kemarahan anak.

Dampak dan Pentingnya Menjaga Kerahasiaan Korban

Bullying, lanjut Faisal, memiliki dampak serius bagi korban, mulai dari trauma, depresi, kecemasan, hingga penurunan prestasi akademik dan isolasi sosial.

Oleh karena itu, guru dan pihak sekolah diminta untuk menjaga kerahasiaan identitas korban sebagai bentuk perlindungan psikologis.

“Menjaga kerahasiaan korban adalah bagian dari perlindungan hak anak. Ini sejalan dengan prinsip Sekolah Ramah Anak dan regulasi perlindungan anak nasional,” tegasnya.

Faisal juga mengajak para guru dan tenaga pendidik untuk memperhatikan tumbuh kembang fisik dan mental anak secara seimbang.

Menurutnya, pertumbuhan fisik yang sehat akan memperkuat daya tahan tubuh, sedangkan perkembangan mental yang baik membentuk kepercayaan diri, kecerdasan emosional, dan kemampuan bersosialisasi.

BACA JUGA:  Mahasiswa IPMANAPANDODE Sorong Raya Gelar Makan Bersama untuk Menandai Duka Tiga Malam

Ia menekankan pentingnya pola asuh dan manajemen stres yang positif, baik di rumah maupun di sekolah.

“Anak yang tumbuh di lingkungan penuh kasih sayang dan disiplin yang bijak akan menjadi pribadi tangguh, percaya diri, dan terhindar dari perilaku menyimpang,” tuturnya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya mencegah gangguan kepribadian pada anak sejak dini dengan membangun komunikasi terbuka, memberikan teladan yang baik, dan menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik serta mental.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat memperkuat komitmen satuan pendidikan di Kabupaten Banggai dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan bebas kekerasan.

“Pendidikan yang sejati bukan hanya mencerdaskan otak, tetapi juga membentuk karakter dan empati. Dari sekolah yang ramah, lahir generasi yang kuat dan berakhlak,” pungkas Faisal Karim. (*)