Banggaikece.id – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banggai berkolaborasi dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) menggelar sosialisasi HIV/AIDS pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Dinas Perkimtan Banggai ini mengusung tema “PKK Mendorong Perubahan Perilaku Masyarakat Mencegah HIV/AIDS” dan diikuti puluhan peserta, terdiri dari Pengurus serta Anggota TP-PKK Kabupaten Banggai hingga Ketua PKK Kecamatan.
Dalam laporannya, Sekretaris KPA Banggai Hj. Rampia Laamiri memaparkan situasi terkini terkait kaskade HIV di Indonesia. Hingga Juli 2024, tercatat 351.378 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) ditemukan dari estimasi 503.261 jiwa.
Dari jumlah tersebut, 217.482 jiwa telah menjalani terapi ARV (ART), sementara 999.463 jiwa melakukan pemeriksaan viral load (VL) dengan 91.662 jiwa berhasil tersupresi (Kemenkes, 2024).
Meski capaian meningkat, Kementerian Kesehatan menilai target triple 95 tahun 2030 masih membutuhkan strategi lebih intensif. Salah satu langkah penting adalah program Tes and Treat yang menyasar ODHA yang belum ART, pasien putus obat, serta melalui Notifikasi Pasangan (NP).
Dalam konteks pendampingan, konselor berperan besar membantu ODHA agar patuh menjalani terapi. Hal ini penting untuk meningkatkan retensi ARV, yang berdampak pada keberhasilan layanan HIV dan pencapaian tujuan global Three Zeroes:
1. Tidak ada kasus baru HIV.
2. Tidak ada kematian akibat AIDS.
3. Tidak ada stigma dan diskriminasi.
Tren HIV/AIDS di Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah, menunjukkan peningkatan. Data nasional per Agustus 2023 mencatat 515.455 orang terinfeksi HIV, dengan 454.723 kasus ditemukan dan hanya 45% yang menjalani ART. Sementara itu, di Sulawesi Tengah sejak 2002 hingga Juli 2024, terdapat 5.653 kasus (4.247 HIV dan 1.406 AIDS), dengan 401 kasus baru pada 2024.
Di Kabupaten Banggai sendiri, total kasus HIV/AIDS periode 2019–2024 mencapai 508 HIV, 326 AIDS, dan 124 orang meninggal. Hingga Juli 2024, sebanyak 179 orang masih tercatat menjalani ART (151 laki-laki dan 28 perempuan).
Peran perempuan dinilai sangat penting dalam pencegahan HIV/AIDS, terutama melalui komunikasi keluarga. Tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pendidik, pendamping emosional, dan agen perubahan perilaku sehat.
Melalui komunikasi efektif, perempuan dapat mendorong keluarga untuk menghindari perilaku berisiko, menggunakan kontrasepsi aman, serta rutin memeriksakan kesehatan.
Namun, masih terdapat berbagai hambatan seperti keterbatasan pendidikan, akses informasi kesehatan, ketimpangan gender, hingga norma sosial. Karena itu, peningkatan kapasitas perempuan harus terus dilakukan agar target Akhiri AIDS 2030 dapat tercapai.
Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kelompok perempuan terkait HIV/AIDS, memperkuat respon dan komitmen dalam pencegahan, penanganan kasus, serta promosi kesehatan secara berkesinambungan.
Adapun materi kegiatan meliputi:
Arahan Bupati Banggai.
Peran TP-PKK dalam Pengendalian HIV/AIDS – Ketua TP-PKK Banggai.
Perubahan Perilaku dalam Mewujudkan Keluarga Tangguh – Mas’Udin Radjamaulu, S.ST., M.Kes.
Pengetahuan Dasar HIV/AIDS di Kabupaten Banggai – Kepala Dinas Kesehatan Banggai.
Edukasi Keluarga untuk Generasi Sehat Bebas HIV/AIDS – Kepala Dinas P2KBP3A Banggai.
Penguatan Kelembagaan KPA dan Rencana Aksi Daerah – Sekretaris KPA Banggai.
Dengan sinergi KPA dan TP-PKK, diharapkan upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di Banggai semakin optimal serta memberi dampak nyata bagi masyarakat. (*)




