BeritaKesehatanNews

Dinas P2KBP3A Banggai Intens Dampingi Calon Pengantin untuk Tekan Angka Stunting

220
×

Dinas P2KBP3A Banggai Intens Dampingi Calon Pengantin untuk Tekan Angka Stunting

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id – Dalam upaya menekan angka stunting di Kabupaten Banggai, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) terus berinovasi dengan menghadirkan berbagai program strategis. 

Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah memberikan pendampingan intensif kepada calon pengantin selama tiga bulan sebelum mereka melangsungkan pernikahan.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas P2KBP3A Banggai, Faisal Karim, S.Sos., M.Si., saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan dan Penanganan Stunting yang digelar pada Selasa, 29 Juli 2025 di aula dinas tersebut.

BACA JUGA:  Tim Tuan Rumah GMC Gori-gori dan Pamsi Sinorang Raih Kemenangan di Penyisihan Grup

“Petugas di desa dan kelurahan aktif mendampingi calon pengantin. Pendampingan ini berlangsung selama tiga bulan sebelum pernikahan, dan dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Agama Kabupaten Banggai,” ujarnya.

BACA JUGA:  Sasar Madrasah di Luwuk, KPA Banggai Gencarkan Edukasi HIV/AIDS

Dalam pendampingan tersebut, calon pengantin diberikan edukasi terkait kesehatan reproduksi, kesiapan menikah dan risiko usia kehamilan. 

Faisal menjelaskan bahwa kehamilan di usia terlalu muda maupun terlalu tua sama-sama berisiko terhadap kesehatan ibu dan anak, termasuk risiko stunting pada bayi.

“Kami tidak menekan siapa pun untuk tidak melahirkan, tetapi mengedukasi agar memahami pentingnya perencanaan kehamilan. Misalnya, penggunaan kontrasepsi jangka panjang sangat membantu ibu agar tidak kelelahan, karena lebih praktis dan efisien,” tambahnya.

BACA JUGA:  Imigrasi Banggai Perkuat Layanan Informasi Melalui WHAPI

Faisal juga menyinggung pentingnya kedisiplinan dalam penggunaan alat kontrasepsi seperti pil dan suntik. Jika tidak digunakan secara teratur, kehamilan yang tidak direncanakan bisa terjadi, dan hal itu turut menyumbang tingginya risiko stunting. (*)