BeritaKesehatanNews

Radio Talk KPA Banggai Angkat Isu HIV dan Ibu Hamil: ‘Bersama Kita Lindungi Generasi Penerus’

607
×

Radio Talk KPA Banggai Angkat Isu HIV dan Ibu Hamil: ‘Bersama Kita Lindungi Generasi Penerus’

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banggai kembali hadir menyapa masyarakat melalui program Radio Talk bertajuk “HIV & Ibu Hamil: Bersama Kita Lindungi Generasi Penerus”, Rabu siang, 16 Juli 2025.

Dalam acara yang disiarkan secara langsung tersebut, Sekretaris KPA Kabupaten Banggai, Hj. Rampia Laamiri, S.Sos., M.M.Kes., hadir sebagai narasumber utama. 

Ia memaparkan pentingnya deteksi dini dan penanganan HIV, khususnya pada ibu hamil, untuk mencegah penularan kepada bayi.

“HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi AIDS. Namun dengan pengobatan yang tepat, risiko penularan dari ibu ke anak bisa ditekan hingga kurang dari 5%,” jelas Rampia.

BACA JUGA:  Unismuh Luwuk Kini Miliki 34 Dosen Bergelar Doktor dan 95 Sudah Lulus Serdos

Ia menegaskan bahwa HIV berbeda dengan AIDS. HIV adalah virusnya, sedangkan AIDS merupakan kumpulan gejala akibat kerusakan sistem imun oleh HIV. 

Penularan HIV bisa terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, penggunaan jarum suntik bersama, atau dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Rampia menyoroti pentingnya program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA), yang meliputi:

1. Tes HIV sedini mungkin pada ibu hamil

2. Pemberian ARV (Antiretroviral) bagi yang terdeteksi positif

3. Persalinan di fasilitas kesehatan dengan tenaga medis terlatih

BACA JUGA:  SJS Luwuk dan PSM Moilong Raih Kemenangan di Babak Penyisihan Grup

4. Menentukan pilihan menyusui yang aman

“Jika ibu hamil positif HIV minum ARV secara teratur, jumlah virus dalam darah bisa ditekan hingga tidak terdeteksi. Ini artinya, risiko penularan ke bayi bisa sangat rendah,” tambahnya.

ARV: Penjaga Imunitas Tubuh

ARV bukanlah obat penyembuh, tetapi sangat efektif untuk menghambat perkembangan virus HIV. Obat ini harus dikonsumsi seumur hidup, setiap hari, pada waktu yang sama. Tujuannya untuk menjaga sistem imun tetap stabil dan mencegah virus menjadi kebal terhadap pengobatan.

Dalam sesi akhir, Rampia mengingatkan pentingnya dukungan dari keluarga, pasangan, dan masyarakat. Stigma dan diskriminasi seringkali membuat ibu hamil enggan melakukan pemeriksaan atau enggan minum ARV.

BACA JUGA:  Pekerjaan SPAM Jaringan Perpipaan di Kecamatan Buko Sudah 95 Persen.

“HIV tidak menular lewat pelukan, jabat tangan, atau berbagi makanan. Yang dibutuhkan ibu hamil dengan HIV adalah dukungan, bukan penghakiman,” ujarnya.

KPA Banggai mengajak masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung para ibu hamil, termasuk mereka yang hidup dengan HIV.

“Kehamilan seharusnya menjadi masa yang membahagiakan. Dengan penanganan tepat, ibu hamil dengan HIV tetap bisa melahirkan anak yang sehat dan bebas HIV. Mari kita wujudkan Indonesia bebas penularan HIV pada anak,” tutup Rampia. (*)