Banggaikece- Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Banggai terus berkomitmen untuk menekan angka kasus stunting di daerah ini.
Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Banggai, Faisal Karim S.Sos., M.Si., mengungkapkan, bagaimana tren kasus stunting di tanah Babasalan ini, berdasarkan data per Puskesmas yang ada di Kabupaten Banggai,
Jika ditotal secara keseluruhan, angka stunting dari 27 puskesmas yang ada, mencapai di angka 2.385 jiwa atau 11,7 persen. Angka 2.385 kasus stunting ini, dari 20.394 anak yang diukur.
Berikut rinciannya, angka kasus stunting berdasarkan setiap puskesmas yang ada di Kabupaten Banggai. Di mana Puskesmas Tikupon, persentasinya menjadi yang tertinggi yakni 29,9 persen.

Berdasarkan data yang diperoleh media ini, Puskesmas Toili II, kasus stunting sebanyak 255 atau 13,9 persen. Puskesmas Toili III 220, atau 12,2 persen. Puskesmas Toili I sebanyak 161 kasus dengan persentasi 13,4 persen.
Berikutnya, Puskesmas Batui, sebanyak 57 kasus, dengan persentasi 5,0 persen, Puskesmas Sinorang 115 dengan persentasi 11,0 persen, Puskesmas Bunta 93 kasus atau 11,8 persen, Puskesmas Toima sebanyak 5 kasus dengan persentasi 2,7 persen.
Kemudian, Puskemas Saii, 128 kasus dengan persentasi 27,2 persen, Puskesmas Nuhon 91 kasus atau 18,1 persen. Selanjutnya Puskesmas Simpang Raya, 18 kasus dengan persentasi 2,1 persen.
Puskesmas Kintom, 88 kasus dengan persentasi 13,9 persen, Puskesmas Kampung Baru 53 kasus dengan persentasi 3,4 persen, Puskesmas Hunduhon sebanyak 84 kasus dengan persentasi 15,4 persen, Puskesmas Biak 124 kasus dengan persentasi 14,0 persen, Puskesmas Simpong 105 kasus dengan persentasi 6,5 persen, dan Puskesmas Nambo 75 kasus, dengan persentasi 15,1 persen.
Berikutnya, Puskesmas Pagimana, 120 kasus, dengan persentasi 13,5 persen, Puskesmas Poh, sebanyak 53 kasus dengan persentasi 12,9 persen, Puskesmas Bualemo sebanyak 29 kasus dengan persentasi 12,4 persen, Puskesmas Tikupon 79 kasus dengan persentasi 29,9 pesen. Puskesmas Lobu, 11 kasus dengan persentasi 5,8 persen.
Selanjutnya, Puskemas Bonebakal terdapat 80 kasus atau 20,2 persen, Puskesmas Tangeban 91 kasus atau 12,8 persen, Puskesmas Mantoh 67 kasus dengan persentasi 17,2 persen, Puskesmas Balanyak 49 kasus atau 21,4 persen, Puskesmas Tongke 44 kasus atau 15,8 persen, dan terakhir Puskesmas Teku sebanyak 27 kasus atau 7,6 persen. Jika ditotalkan secara keseluruhan, 11,7 persen atau 2.385 kasus dari 20.394 balita yang diukur.
“Untuk jumlah desa lokus, tahun 2025 ini mengalami penurunan, di mana tahun 2023 83 desa, 2024 75 desa, dan tahun ini hanya 45 desa/kelurahan menjadi lokus percepatan penurunan stunting,” tandasnya. (*)




