Banggaikece.id- Konawe Selatan, 1 Juni 2025- Di tepi jalan utama Kelurahan Lampuko, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, berdiri megah sebuah masjid yang memukau siapa pun yang melintas.
Masjid Al-Ikhlas, dengan arsitektur kontemporer bernuansa hijau mint dan atap dinamis asimetris, kini telah bertransformasi dari proyek yang sempat tertunda bertahun-tahun menjadi ikon religius kebanggaan masyarakat setempat.
Laode Asri Aziz, pengurus Masjid Al-Ikhlas, mengenang perjalanan panjang yang penuh tantangan dalam pembangunan masjid ini.
“Sebelumnya, sekitar 7-8 tahun masyarakat terkendala menyelesaikan masjid ini.
Bangunannya hanya mencapai ketinggian sekitar satu meter dan tidak siku, dengan perbedaan sekitar 45 derajat antara bagian depan dan belakang,” ungkapnya.
Kondisi tersebut membuat masyarakat mulai jenuh. Pada 2019, masyarakat menunjuk Asri sebagai Ketua Pembangunan Masjid.
“Saya sebenarnya tidak mau, tetapi masyarakat meminta saya untuk menjadi pengurus. Alhamdulillah ada jalan,” cerita Asri.
Titik Balik: Pertemuan dengan TMMS
Perubahan bermula pada akhir 2019, ketika Asri merekam video kerja bakti pembangunan masjid. Video tersebut sampai ke tangan Wimba Prambada, Presiden Komisaris PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS).
“Saya dapat nomornya Pak Wimba. Saya kirim video kerja bakti kami dengan tulisan bahwa bagi jamaah atau donatur yang ingin menyumbangkan hartanya di jalan Allah, kami siap untuk pembangunan masjid. Dia langsung jawab, ‘Insya Allah, Pak Haji, kita bantu’,” kenang Asri.
Pertemuan pertama berlangsung pada Januari 2020. “Pak Wimba datang, langsung bersama—kalau saya tidak salah—konsultan atau kepala mandor,” ujar Asri.
Tim dari TMMS kemudian melakukan survei. Setelah mengukur bangunan lama, mereka menemukan kondisi yang tidak ideal.
“Tim TMMS bertanya, apakah mesti dilanjutkan atau mau bikin baru? Saya bilang saya serahkan sama beliau. Kesimpulannya, karena bangunan lama tidak siku, diputuskan untuk membangun masjid baru,” jelas Asri.
Meski sempat ada kekhawatiran dari masyarakat yang trauma dengan pengalaman sebelumnya, Asri berhasil meyakinkan mereka.
“Awalnya masyarakat khawatir, jangan sampai proyek baru ini juga tidak selesai. Tapi saya komunikasikan dengan donaturnya, dan alhamdulillah mereka berkomitmen penuh,” tambahnya.
Arsitektur Modern yang Menawan
Setelah pembangunan selama kurang lebih satu tahun, Masjid Al-Ikhlas akhirnya rampung dan diresmikan oleh Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, pada 18 Agustus 2024.
Masjid berukuran sekitar 25 x 25 meter ini tampil dengan arsitektur modern yang mencolok dan “lain dari yang lain”, menurut Asri. Bangunan dua lantai ini menggunakan palet warna hijau mint sebagai warna dominan eksterior, dengan sentuhan putih untuk detail ornamen dan abu-abu metalik pada atap.
Fasad depan dihiasi dengan tulisan “MASJID AL-IKHLAS” pada panel oranye mencolok.
Menara tinggi berbentuk pipih dengan aksen kaligrafi “Allah” menambah keagungan bangunan. Pola geometris khas Islam berwarna putih menghiasi bagian bawah bangunan, menciptakan kontras yang menarik.
“Sangat berarti kehadiran masjid ini karena orang-orang yang lewat selalu bilang masjid ini lain dari yang lain, gagah,” ujar Asri dengan bangga.
Dampak Sosial dan Keagamaan yang Signifikan
Kehadiran Masjid Al-Ikhlas membawa perubahan besar dalam kehidupan beragama masyarakat setempat.
“Intinya, masjid ini manfaatnya sangat positif, luar biasa. Orang yang tadinya cuma lewat, pada akhirnya mampir sekalian beribadah. Jamaah yang biasa berkeliling dari masjid ke masjid juga sudah beberapa kali mengunjungi kami,” jelas Asri.
Fasilitas yang memadai menjadi daya tarik tersendiri.
“Orang-orang yang lewat dan ingin sholat, karena penasaran dengan masjid ini, akhirnya sholat dan istirahat di sini. Apalagi kamar mandi dan toiletnya bagus, jadi mereka merasa nyaman,” tambahnya.
Selama bulan Ramadhan, masjid ini menjadi pusat kegiatan ibadah seperti salat tarawih berjamaah dan takjil bersama setiap hari.
“Alhamdulillah tiap hari ada takjil bersama. Hari pertama tanggung jawab pengurus, hari kedua dan seterusnya masyarakat yang bergiliran,” ungkap Asri.
Selain tempat ibadah, Masjid Al-Ikhlas kini menjadi destinasi religi yang mengundang pengunjung dari berbagai daerah.
“Yang paling berkesan, Moramo sekarang terkenal karena masjidnya. Bahkan ini dijadikan orang sebagai wisata religius,” kata Asri.
Banyak pengunjung sengaja berhenti untuk beribadah dan mengabadikan momen di masjid unik ini. Hal ini membuat Moramo semakin dikenal sebagai kawasan dengan ikon religius yang menarik.
Komitmen Berkelanjutan Meranti Group
Wimba Prambada menekankan bahwa pembangunan Masjid Al-Ikhlas adalah wujud komitmen perusahaan untuk tumbuh bersama masyarakat.
“Kami tidak melihat ini sebagai pencapaian TMMS, melainkan hasil kolaborasi dengan masyarakat Moramo yang luar biasa bersemangat. Kesuksesan ini adalah milik kita bersama,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa TMMS akan terus menjalankan program nyata bagi masyarakat, baik di bidang infrastruktur, pendidikan melalui beasiswa, maupun pengembangan bakat melalui SSB (Sekolah Sepak Bola).
Direktur TMMS, Herryan Syahputra, menyebut bahwa pembangunan ini mencerminkan pendekatan strategis perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan.
“Keberhasilan pembangunan masjid ini menandai momen bersejarah bagi Moramo dan masyarakatnya. Ini menunjukkan dampak nyata dari CSR TMMS yang terstruktur, berkelanjutan, dan tepat sasaran,” ujarnya.
PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera Tbk (TMMS) adalah perusahaan nasional di bidang kontraktor pertambangan dan penyewaan alat berat, dengan wilayah operasional termasuk Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Harapan dan Rencana ke Depan
Meski bersyukur atas pencapaian ini, Asri menyadari masih banyak hal yang perlu dikembangkan.
“Saya jadi pengurus ini, pengalaman orang kampung tentu berbeda dengan yang berpengalaman di kota. Kalau ada yang membimbing, Insya Allah akan kita lakukan demi kebaikan,” harapnya.
Salah satu rencana ke depan adalah menghadirkan imam dari luar daerah untuk Ramadhan berikutnya.
“Kami berencana mengundang imam untuk salat Maghrib, tarawih, dan subuh dari luar, yang bacaannya bagus,” ungkapnya.
Asri juga ingin menghidupkan kembali program-program keagamaan seperti kompetisi hafalan ayat pendek dan kegiatan mengaji anak-anak, yang pernah dilakukan namun belum berjalan maksimal.
Kehadiran Masjid Al-Ikhlas tidak hanya mengubah wajah fisik Kelurahan Lampuko, tetapi juga membawa energi positif dalam kehidupan spiritual masyarakat. Proyek ini membuktikan bahwa kolaborasi yang baik antara dunia usaha dan masyarakat mampu menghasilkan perubahan yang bermakna dan berkelanjutan.
Dari sebuah bangunan yang nyaris terbengkalai, kini berdiri megah masjid kebanggaan bersama yang menjadi ikon wisata religius Sulawesi Tenggara. Masjid Al-Ikhlas bukan sekadar tempat ibadah, tetapi simbol harapan, kolaborasi, dan komitmen menuju masa depan yang lebih baik. (*)




