BeritaDaerahNews

KPA Banggai Beberkan Pentingnya Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja

964
×

KPA Banggai Beberkan Pentingnya Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id — Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banggai kembali hadir menyapa pendengar setia dalam program Radio Talk, Rabu (23/4/2025). Kali ini, topik yang diangkat adalah seputar pentingnya pencegahan HIV/AIDS pada kalangan remaja.

Sebagai narasumber, hadir Maryani Pisu, S.Tr.Kep., NS., yang merupakan Konselor HIV dan Pembina Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Mosaangu Kabupaten Banggai sekaligus Pengelola Monev KPAK Banggai. Ia memaparkan pentingnya kesadaran, edukasi, serta penghapusan stigma terkait HIV/AIDS, khususnya di kalangan generasi muda.

“Remaja yang peduli terhadap isu HIV/AIDS harus dibekali informasi yang lengkap — mulai dari pencegahan, pengobatan, hingga dukungan terhadap mereka yang hidup dengan HIV,” terang Maryani.

BACA JUGA:  Pencurian Marak di Pasar Baru Banggai Balut, Dagangan hingga Kotak Amal Masjid Disikat

Maryani menjelaskan bahwa pendidikan reproduksi menjadi fondasi utama dalam mencegah penyebaran HIV. Pemahaman tentang alat reproduksi, risiko hubungan seksual tidak aman, hingga cara penularan HIV melalui hubungan seksual, berbagi jarum suntik, serta dari ibu ke anak, harus terus digaungkan.

Ia juga menekankan pentingnya penggunaan kondom secara benar serta menjauhi perilaku berisiko, termasuk penggunaan narkoba suntik. “Pendidikan seperti ini seharusnya menjadi bagian dari kurikulum di sekolah,” tambahnya.

BACA JUGA:  Dinas Kesehatan Paniai Gelar Pemeriksaan dan Pengobatan Massal di Distrik Bayabiru

Maryani menegaskan bahwa meskipun HIV belum dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan melalui terapi antiretroviral (ART). ART membantu menurunkan jumlah virus dalam tubuh dan menjaga sistem imun tetap kuat.

“Pemeriksaan HIV secara berkala sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko,” jelasnya.

Dalam sesi tersebut, Maryani juga menyoroti perlunya penghapusan stigma terhadap orang dengan HIV. Ia menekankan bahwa penderita HIV dapat hidup normal dan produktif jika mendapat dukungan yang layak.

“Remaja perlu diberi pemahaman bahwa mereka yang hidup dengan HIV tetap memiliki hak yang sama — termasuk hak atas layanan kesehatan dan hak untuk tidak didiskriminasi,” ucapnya.

BACA JUGA:  Rekonstruksi Pengaman Pasang Surut Desa Kombutokan Rampung 100 Persen

Mengakhiri sesi, Maryani mengajak semua pihak untuk menggunakan pendekatan edukasi yang ramah dan kreatif, seperti media sosial, film, hingga permainan interaktif. Bahasa yang mudah dipahami serta komunikasi yang tidak menghakimi diyakini mampu menjangkau remaja secara lebih efektif.

“Remaja adalah agen perubahan. Dengan memberikan informasi yang tepat, kita bisa memutus rantai penyebaran HIV dan membangun generasi yang sehat dan peduli,” tutupnya. (*)