BeritaDaerahNews

Petani Sawit Akui Harga TBS PT. KLS Lebih Tinggi Dibanding Pabrik Morut, Tidak Ada Intimidasi!

1728
×

Petani Sawit Akui Harga TBS PT. KLS Lebih Tinggi Dibanding Pabrik Morut, Tidak Ada Intimidasi!

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id- Salah satu petani Sawit di Desa Saribuana, Kecamatan Toili, Daniel mengungkapkan, Harga Tandan Buah Segar (TBS) di PT.KLS lebih tinggi dibanding pabrik di Morut. 

Penegasan itu disampaikan kepada media ini, Sabtu (22/3/2025), sekaligus menanggapi pemberitaan sejumlah media yang menyebut harga TBS PT KLS cenderung lebih rendah. 

“Kalau ada yang bilang harga TBS PT.KLS lebih rendah itu bohong. Saya saksinya. Kemarin saya berencana mau jual Sawit di pabrik Momo di Morut. Begitu saya cek ternyata harga TBS di PT.KLS lebih tinggi. Selisihnya 300,”ungkapnya. 

BACA JUGA:  Bupati Bangkep Buka Sosialisasi Penilaian Mandiri SPIP Terintegrasi 2026 di Kantor BPKP Sulteng

“Kalau mau bukti, mari saya ajak kesana. Dan kita chek sama-sama. Jangan dipolitisir,” tambahnya menegaskan. 

Sementara itu, Kuasa Hukum PT. KLS Dr.Andi Munafri,SH,.MH meluruskan pemberitaan sejumlah media yang menyebut telah terjadi intimidasi kepada petani yang menjual sawit di luar perusahaan PT.KLS.

BACA JUGA:  Giliran Nambo, Kadis P2KBP3A Banggai Salurkan Bantuan KRS untuk 16 Penerima Manfaat

“Tidak ada intimidasi. Tentu harus dipahami apa makna intimidasi dan itu sangat berbeda dan jauh maknanya dengan sekedar upaya untuk menegaskan isi perjanjian plasma yang sebelumnya telah disepakati oleh para pihak,”tegasnya.

PT KLS kata dia, belum pernah melakukan proses hukum, jika pihak petani plasma baik-baik saja, sesuai perjanjian plasma. 

Jika ada yang dianggap tidak memenuhi perjanjian secara serius pun oleh pihak PT. KLS, selalu mengutamakan musyawarah mencari solusi, dengan melibatkan berbagai stake holder termasuk pemerintah atau aparat desa setempat.  

BACA JUGA:  Nusantara U17 Lolos ke Final Usai Tumbangkan Smantil FC 10-5

“Dan setahu kami begitu juga dulunya dilakukan oleh ibu sulianti murad saat beliau menjadi direktur. Beliau mengutamakan musyawarah, mengutamakan proses dialog secara langsung dan terbuka, hal ini bisa dilihat secara nyata. Jadi jelas tidak ada initimidasi. (*)