BeritaDaerahKesehatanNews

Sekretaris KPA Banggai Harap Santri Jadi Corong di Masyarakat Bantu Sosialisasikan HIV/AIDS

145
×

Sekretaris KPA Banggai Harap Santri Jadi Corong di Masyarakat Bantu Sosialisasikan HIV/AIDS

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id- Setelah Ikhwan, kini giliran akhwat atau santriwati Madrasah Aliyah (MA) Ponpes Daarul Hikmah Luwuk yang mengikuti kegiatan sosialisasi dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banggai.

Sosialisasi yang berlangsung pada Sabtu pagi 18 Januari 2025 ini dipimpin oleh Sekretaris KPA Kabupaten Banggai, Hj. Rampia Laamiri.

Kegiatan sosialisasi ini, dihadiri langsung oleh Kepala Madrasah Aliyah Ponpes Daarul Hikmah Luwuk, Ustadz Febriancu Nasulili S.Pd.I.

Ustad Ancu sapaan akrabnya, menyambut baik kegiatan sosialisasi yang digelar KPA Kabupaten Banggai

“Alhamdulillah kami sangat bersyukur dengan gerakan pencegahan yang sangat masif yang dilaksanakan oleh KPA Kabupaten Banggai salah satunya dengan mendatangi Pondok Pesantren Daarul Hikmah Luwuk untuk mengadakan sosialisasi terkait bahayanya Virus HIV/AIDS,” ucapnya.

Ia berharap, dengan kegiatan ini para santri dan guru bisa teredukasi dan dapat menjadi informan tentang bahaya HIV/AIDS yang menyasar bukan hanya kalangan tertentu bahkan data terakhir menyebutkan usia remaja grafiknya cukup signifikan terkait dengan penularan ini.

“Sehingga benarlah apa yang Allah SWT firmankan surat Al-Isra ayat 32 : “وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا”. Artinya, “janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk”.
Penularan HIV/AIDS dimulai dari sesuatu yang Allah larang,” tandasnya.

Kegiatan sosialisasi tentang HIV AIDS ini mendapat sambutan luar biasa dari para santri. Mereka begitu antusias mengikuti sosialisasi yang berlangsung sekitar dua jam itu.

BACA JUGA:  Pandu Keadilan dan Dynamit Fc Puncaki Klasmen Grup Futsal Open Turnamen Solidarity Cup For Palestine 2025

“Antusiasnya luar biasa, melebihi dari Ikhwan. Iya ini kali kedua kami gelar sosialisasi di Ponpes Daarul Hikmah Luwuk,” ungkap Sekretaris KPA Kabupaten Banggai, Hj. Rampia Laamiri kepada media ini, usai kegiatan sosialisasi.

Tidak sedikit santriwati yang bertanya kepada Sekretaris KPA Banggai saat membawakan materi. Pertanyaan itu seputar HIV, bagaimana jika orang dengan HIV lepas obat, bagaimana kalau pasangan suami istri positif HIV, bagaimana kalau ada keluarga yang kena HIV dan lainnya.

“Semua pertanyaannya bagus-bagus, luar biasa antusiasnya. Tadi yang membawakan materi, hanya saya karena Dinas Kesehatan tidak bisa karena tugas luar daerah,” tuturnya.

Materi yang disampaikan Rampia, merangkum semuanya mulai dari pengetahuan dasar HIV, kebijakan, tugas-tugas KPA, Perkembangan HIV AIDS, dan permasalahannya

“Saya berharap dengan kegiatan ini, santri bisa menjadi corong di tengah masyarakat. Dalam melakukan segala kebaikan, bisa menyelipkan informasi (sosialiasi) tentang HIV/AIDS,” ucapnya.

Jika santri belum bisa menyosialisasikan ke masyarakat kata Rampia, paling tidak pengetahuan bisa bermanfaat bagi santri itu sendiri.

“Kalau sudah bisa menyampaikan ke masyarakat, maka semua masyarakat bisa memahami bagaimana itu penyebarannya dan pencegahannya. Sehingga tidak adalah stigma diskriminasi kepada orang dengan HIV,” tegasnya.

Paparan Materi

BACA JUGA:  Dibuka Rektor, LP3M Unismuh Luwuk Gelar TOT DPL KKN MB Angkatan XXXVII

Dalam paparan materi, dijelaskan saat ini pemahaman masyarakat masih rendah dalam memahami HIV dan AIDS. Stigma dan diskriminasi masih terjadi, menghambat upaya pencegahan dan perawatan.

Olehnya kata Rampia, perlunya Kolaborasi seluruh komponen masyarakat untuk peduli, aktif, dan konsisten kontribusi nyata. Setiap individu dapat berkontribusi sesuai kemampuan untuk menanggulangi epidemi.

Rampia menuturkan tentang perbedaan HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

HIV terdapat dalam cairan tubuh orang yang tertular HIV, yaitu Darah, cairan sperma (air mani) laki-laki dan cairan getah penis, cairan vagina perempuan ASI (Air Susu Ibu) dari ibu yang Hertular HIV.

Sementara AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu kumpulan gejala akibat menurunnya system kekebalan tubuh karena diserang oleh HIV, sehingga mudah terserang penyakit dan menjadi lebih parah dari biasanya. AIDS disebabkan oleh HIV, bukan penyakit keturunan atau kutukan Tuhan.

HIV ini dapat menular melalui hubungan seksual berganti- ganti pasangan tanpa kondom, pemakaian jarum suntik tidak steril, bekas dipakai orang lain secara bergantian atau tercemar darah mengandung HIV.

Kemudian melalui transfusi darah yang tidak melalui proses pemeriksaan terhadap HIV Dari ibu HIV positif kepada bayinya saat hamil, proses melahirkan spontan/normal dan menyusui.

Ditegaskan, HIV ini tidak menular melalui bersentuhan, bersalaman, berpelukan (kontak sosial) Berciuman (melalui air liur), Keringat
Batuk, bersin, Berbagi makanan atau menggunakan peralatan makan bersama, Gigitan nyamuk, Berenang bersama dan Memakai toilet bersama.

BACA JUGA:  Ratusan Mahasiswa Unismuh Luwuk Ikuti Pra Pembekalan KKN-MB Angkatan XXXVII, Ini Tatib yang Harus Dipatuhi!

Rampia juga menjelaskan tanda orang tertular HIV, tidak ada tanda fisik khusus yang menunjukkan seseorang terinfeksi HIV; penampilan bukanlah jaminan bebas dari virus ini.

“Siapa pun, tanpa memandang gender, usia, suku, agama, ras, pendidikan, atau pekerjaan, bisa terinfeksi HIV jika memiliki perilaku berisiko. Sebelum berkembang menjadi AIDS (biasanya dalam 5-10 tahun), individu yang terinfeksi HIV bisa tampak sehat, namun mereka tetap dapat menularkan virus tersebut meskipun merasa baik-baik saja,” beber Rampia Laamiri.

Lantas bagaimana seseorang bisa mengetahui jika dirinya terkena HIV..Status HIV dapat diketahui melalui Konseling dan Testing HIV secara sukarela (KTS/VCT). Konseling Pre Tes untuk memahami makna dan tujuan tes, menyiapkan mental untuk melakukan tes. Tes darah untuk mengetahui status HIV.

Adapun upaya untuk mencegah terinfeksi HIV/AIDS, yakni tidak melakukan hubungan seks bebas / berganti pasangan Praktik Seks Aman: Menggunakan kondom dengan benar dan konsisten (bagi yang sudah menikah).

Kemudian, sterilisasi peralatan medis seperti jarum suntik (untuk transfusi darah) dan tidak menggunakan Narkoba Suntik Tes dan Pengobatan Dini: Penting untuk mendeteksi HIV pada ibu hamil dan memulai pengobatan secepat mungkin. (*)