BeritaDaerahNews

Bulan Rajab, Bulan KemuliaanIsi Dengan Amal Sholih, Wujudkan Kemuliaan Kaum Muslim

72
×

Bulan Rajab, Bulan KemuliaanIsi Dengan Amal Sholih, Wujudkan Kemuliaan Kaum Muslim

Sebarkan artikel ini

Oleh: Fini Sulila, A.Md.Kom

Menurut kalender Hijriah Indonesia terbitan Kementerian Agama RI, bulan Rajab 1446 H/2025 M jatuh pada Rabu, 1 Januari 2025. 

Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram (mulia) dalam penanggalan Hijriyah, Umat Islam diperintahkan untuk melakukan banyak amal sholih dalam bulan ini. Dimana Hari ini, potret umat Islam sebagai umat terbaik belum terwujud. Padahal Allah Subhana wa ta’ala telah memberikan predikat untuk umat muslim dalam firman-Nya :

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Q.S Ali Imran : 110)
Namun banyak yang belum menyadari bahwa hal ini sebaik-baik predikat, yang seharusnya kita terapkan dalam kanca kehidupan nasional maupun internasional. Umat Islam hari ini, banyak menghadapi krisis multidimensi, termasuk penjajahan Palestina yang masih terus berlangsung.
Para ulama telah menekankan agar bulan ini diisi dengan ragam amal sholih. Pada bulan ini juga harus dijauhi ragam perbuatan dosa atau maksiat. Ini sejalan dengan firman Allah SWT yang artinya:
“Karena itu janganlah kalian menzalimi diri kalian sendiri pada bulan-bulan itu” (TQS at-Taubah [9]: 36).
Artinya, kata Syaikh Abu Bakar al-Jazairi, “Janganlah kalian melakukan maksiat pada bulan-bulan tersebut karena itu merupakan keharaman yang sangat besar.” (Al-Jazairi, Aysar at-Tafaasir, 2/74). Berkaitan dengan ayat di atas, Imam al-Baghawi menyatakan bahwa larangan berlaku zalim (maksiat) tentu berlaku untuk seluruh waktu dalam setahun. Namun demikian, Allah SWT secara khusus mengistimewakan keempat bulan ini sehingga dosa atas kemaksiatan yang dilakukan di dalamnya lebih besar dan pahala atas amal shalih yang dilakukan di dalamnya juga lebih banyak (Al-Baghawi, Ma’âlim at-Tanzîl, 3/71).
Atas dasar itu, ragam amal shalih pada bulan-bulan haram, termasuk Bulan Rajab saat ini, akan dilipatgandakan pahalanya. Misalnya saja menegakkan shalat, tilawah al-Quran, bersedekah, menghadiri majelis ilmu, berdakwah, melakukan amar makruf nahi mungkar, dll. Sebaliknya, ragam kemaksiatan pada bulan-bulan haram, termasuk Bulan Rajab saat ini, juga akan dilipatgandakan dosa dan hukumannya. Contohnya saja berdusta, mencuri, membunuh, menipu, berzina, berjudi, melakukan transaksi ribawi, korupsi, menzalimi rakyat, memutuskan hukum secara tidak adil, dll.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab yaitu 1). Pertama kalinya umat Islam hijrah, 2).Rajab dijadikan sebagai momen isra’ mi’raj, mendapatkan perintah sholat setelah peristiwa isra’ mi’raj, dan Rasulullah juga dikukuhkan menjadi pemimpin bagi seluruh umat manusia, Ketika menjadi imam shalat para Nabi dan Rasul di Baitulmaqdis saat momentum isra’ mi’raj, 3). Peralihan kiblat kaum muslim, Rajab juga jadi momen peralihan kiblat kaum muslimin dari Masjidil Aqsa ke Masjid Haram. Menurut Imam Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, peralihan kiblat ini terjadi setelah enam belas atau tujuh belas bulan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam hijrah ke Madinah. Itu terjadi di bulan Rajab. 4). Pecahnyaa perang badar, Rasulullah juga pernah mengirim detasemen ‘Abdullah bin Jahsy di Bulan Rajab tahun ke-2 H. Pasukan itu akhirnya memicu pecahnya perang badar, yang kita ketahui bersama ketika itu pasukan kaum muslim hanya berjumlah kurang lebih 313, sedangkan pasukan kaum kafir berjumlah kurang lebih 1300, tapi kemenangan di tangan kaum muslimin. 5). Perang Tabuk terjadi di bulan Rajab, yang membuat pasukan Romawi mundur, lari tunggang langgang. 6). Pembebasan Damaskus pada Rajab tahun ke-14 H. Panglima tempurnya waktu itu Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah RA dan Khalid bin Walid RA. 7). Umat Islam berhasil merebut kembali Baitulmaqdis dari tentara Salib, tepatnya 28 Rajab 583 H di bawah kepemimpinan Shalahuddin al-Ayubi, 8).Peristiwa Perang Yarmuk. Ini adalah salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah Islam antara pasukan Khilafah Islam melawan pasukan Kekaisaran Romawi. Perang yang dipimpin oleh Panglima Khalid bin Walid ini terjadi pada Bulan Rajab tahun ke-15 H (636 M) pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. Perang di Yarmuk (sekarang masuk wilayah Yordania) ini berlangsung selama enam hari. Dalam perang ini, kemenangan besar diraih oleh pasukan kaum Muslim. Kemenangan ini sekaligus menandai keruntuhan kekuasaan Romawi di wilayah Syam, juga membuka jalan bagi pasukan kaum Muslim untuk menaklukkan wilayah Palestina, Mesir dan sekitarnya. 9). jatuhnya Khilafah Utsmaniyah. Kejatuhan Khilafah yang terakhir ini terjadi tepat pada tanggal 27 Rajab tahun 1342 H (3 Maret 1924 M). Para ulama melihat kejadian ini sebagai tragedi besar dalam sejarah Islam. Pasalnya, Khilafah Islam adalah simbol persatuan kaum Muslim sedunia dan penegakan syariah Islam secara global selama lebih dari 1.300 tahun. Dimulai sejak masa Khulafaur Rasyidin, Khilafah Umayah, Khilafah ‘Abasiyah hingga Khilafah Utsmaniyah. Sejak keruntuhan Khilafah ini, Dunia Islam terpecah-belah menjadi lebih dari 50 negara yang lemah. Mereka tak berdaya di bawah kekuatan negara-negara kafir. Sejak keruntuhan Khilafah pula, Baitul Maqdis di Palestina kembali jatuh di bawah kekuasaan kaum kafir, yakni zionis Yahudi, hingga hari ini.

BACA JUGA:  Program Makan Bergizi Gratis dari Presiden Prabowo Mulai Dilaksanakan di Banggai
BACA JUGA:  Penyegelan Kompleks Pasar Tua Balut, Pedagang Keluhkan Intimidasi dan Ketidakjelasan
Menelaah berbagai peristiwa yang terjadi di bulan Rajab, menunjukkan bahwa kaum muslim adalah umat terbaik sepanjang masa ketika menjadikan syariat Islam sebagai pion dalam mengatur urusan rakyat. Namun, akan kehilangan kemuliaan itu ketika mengabaikan syariat atau malah menghilangkannya, seperti yang terjadi ketika detik-detik runtuhnya daulah Islam terakhir kali, umat sudah mulai terpengaruhi dengan undang-undang barat, umat mulai meninggalkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, dan menganggap bahwa Khalifah hanya sekedar simbol. Berbeda ketika Islam benar-benar dijadikan aturan hidup maka membawa keberkahan. 

Pertanyaannya, bagaimana agar umat Islam kembali meraih posisi sebagai umat terbaik (khayru ummah) sebagaimana dulu? Bagaimana pula agar umat Islam bisa membebaskan kembali Baitul Maqdis yang selama puluhan tahun hingga saat ini berada di bawah cengkeraman zionis Yahudi?
Jawabannya jelas. Umat Islam sedunia harus menegakkan kembali Khilafah Islam. Pasalnya, mereka pernah meraih posisi sebagai umat terbaik adalah pada era Kekhilafahan Islam selama lebih dari 1.300 tahun. Sejarah pun menunjukkan bahwa setiap pembebasan besar oleh kaum Muslim, termasuk pembebasan Baitul Maqdis, selalu terjadi di bawah kekuasaan Khilafah Islam. Dengan adanya Khilafah, umat memiliki kepemimpinan tunggal yang mampu menggalang kekuatan di seluruh Dunia Islam untuk menghadapi musuh-musuh mereka. Ini sejalan dengan sabda Rasulullah saw.:
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Imam (Khalifah) itu laksana perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR al-Bukhari dan Muslim).
Terkait hadis tersebut, Imam al-Mawardi mengatakan, “Tugas Khalifah adalah menjaga agama, menegakkan hukum Islam dan melindungi wilayah kaum Muslim dari serangan musuh (Lihat: Al-Mawardi, Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, hlm. 13-15).
Dan kembali tegaknya Khilafah Islam sudah pasti kelak akan terjadi, entah di hari apa, di waktu kapan, hanya Allah Yang Maha Tahu, yang terpenting adalah Umat Islam terus semangat belajar menuntut ilmu dan paham bahwa itu merupakan mahkota peradaban umat Islam. (*)