Banggaikece.id- Kejadian kurang mengenakan dialami panitia dan atlet Kejuaraan Panahan Tradisional se-Sulawesi dan yang dilaksanakan di Lapangan Bumi Mutiara, Luwuk.
Pasalnya, tempat acara Kejuaraan Panahan yang bertajuk ‘Archery For Palestina’ itu diduga diserobot oleh rombongan PGRI yang menggelar jalan santai pada Minggu 24 November 2024.
Padahal kegiatan panahan itu masih akan berlangsung dan memasuki partai final. Sayangnya, tempat acara diserobot dan pertandingan final pun harus tertunda.
“Giat olahraga panahan ini mengantongi izin resmi tertanggal 14 November yang ditandatangani Kadispora Banggai, di mana kegiatannya dari tanggal 22-24 November 2024,” ungkap Ulfa salah satu atlet Panahan kepada media ini, Minggu 24 November 2024.
Anehnya kata Ufa, tiba-tiba Minggu 24 November 2024 ini, lapangan Bumi Mutiara milik kebanggaan masyarakat Banggai itu diserobot oleh rombongan PGRI. Sehingga pertandingan final harus terhenti
“Padahal mereka jadwalkan final hari ini karena mengejar peserta luar mau pulang sore. Terpaksa menjadi kendala bagi peserta atlet yang dari Ampana, Poso, Palu, Morut, Gorontalo, Donggala dan Manado. Mereka sangat kecewa mengeluh, dan menyesalkan cara-cara seperti ini temasuk panitia sangat prihatin,” cetus Ufa berang.
Melihat surat kegiatan PGRI Banggai, menjadwal jalan sehat pada Minggu hari ini 24 November 2024. Tempat pelaksanaan di RTH Lalong, namun anehnya menyerobot lapangan Bumi Mutiara.
Gegara penyerobotan yang dianggap sewenang-wenang, banyak kerugian yang diderita baik panitia maupun atlet. Dan ini mencoreng nama baik Kabupaten Banggai sebagai tuan rumah kepada para atlet dari luar kota.
“Kadispora harus menjelaskan ini dan tegas tegas dengan kasus ini, kenapa kami yany dapat izin resmi diperlakukan seperti ini sementara rombongan jalan santai dibiarkan serobot lapangan,” tutur Ufa, salah satu atlet panahan.
Ia menyebut, dalam rombongan jalan santai terlihat juga ada Bupati Amirudin yang telah selesai cuti masa kampanye dan kembali aktif jelang voting day.
“Bawaslu dan Polres perlu tegas karena giat dilaksanakan pada saat Minggu tenang , tolong tindak bila tidak ada izin perlu ada langkah huku. Saya rasa, masyarakat bisa menilai atas kondisi seperti ini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua PGRI Banggai, Jamil Hasyim membantah telah menyerobot lapangan untuk acara organisasinya yang diikuti ribuan para guru.
“Intinya kami izin bukan menyerobot hanya saling memahami sama-sama punya kegiatan, dan panitia saya sudah berkordinasi dengan kegiatan panahan hanya merubah waktu saja yang tadinya mereka berakhir acaranya pagi hari ini, karna ada kegiatan PGRI yang hanya menggunakan waktu di pagi hari mereka sudah memberi ruang dan panitia saya sudah saling berkoordinasi,” aku Jamil Hasyim kepada media ini.
Ia mengaku, tidak ada yang keberatan dan tidak ada yang namanya menyerobot.
“Sangat tidak benar justru saling memahami. Mereka justru sudah berapa hari menggunakan lapangan itu. Kami cuma hari ini dan cuma pagi untuk jalan santai,” cetusnya. (*)




