BeritaDaerahNews

Kisah Haru Ainul Rizal, Anak Petani Asal Nuhon yang Sukses Jadi Sarjana Berkat KIP Kuliah

1948
×

Kisah Haru Ainul Rizal, Anak Petani Asal Nuhon yang Sukses Jadi Sarjana Berkat KIP Kuliah

Sebarkan artikel ini

Banggaikece.id- Cerita haru Ainul Rizal, anak Petani Gula asal Kecamatan Nuhon, yang sukses meraih gelar Sarjana Pertanian (SP) di kampus hijau Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk berkat Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Senin malam 18 November 2024, Ainul Rizal bersama 27 rekan lainnya, dikukuhkan sebagai sarjana di Fakultas Pertanian (Faperta) dalam acara Yudisium.

Berhasil menyandang gelar sarjana dengan IPK 3,64 di Program Studi Agribisnis, perjuangan Ainul Rizal buah hati dari Patihin dan Sriyati, begitu luar biasa. 

Sang ayah bekerja sebagai petani gula merah dan ibu bekerja sebagai tukang masuk di pondok pesantren dekat tempat tinggalnya.

Sempat tak terpikir bisa kuliah, namun semua tidak ada yang mustahil. Ya, berkat beasiswa KIP Ainul bisa mengenyam pendidikan program strata satu.

“Awalnya memang tidak pernah terpikirkan untuk bisa kuliah, karena mengingat biaya kuliah yang mahal rasanya belum mampu untuk kesana,” ucap Ainul Rizal kepada media ini, Selasa 19 November 2024.

Empat tahun lalu, Ia dihadapkan dengan kondisi ekonomi yang sulit, ditambah memilki adik yang saat itu baru akan masuk SMA.

BACA JUGA:  Lakalantas NMAX Vs Truk di Bantayan, Korban Dirujuk ke RSUD Luwuk 

“Dan adik yang paling kecil juga, menginjak usia 1 tahun. Rasanya ingin bekerja membantu keluarga saat itu,” kata Ainul Rizal, pemuda kelahiran 27 April 2001 di Desa Jaya Makmur Kecamatan Nuhon.

Namun rasa ingin kuliah itu hadir, dan Ia pun mencoba peruntungan untuk mendaftar beasiswa KIP Kuliah lewat jalur sekolah.

Upaya mendaftar untuk mendapatkan beasiswa itu, tak sia-sia dilakukan Ainul Rizal. Ia tidak menyangka namanya masuk dalam daftar penerima beasiswa KIP.

Selama menjalani kuliah di Kota Luwuk yang jauh dari kampung tempat asalnya, Ainul Rizal memilih jadi anak tinggal karena tak memiliki uang untuk membayar kost seperti mahasiswa pada umumnya.

“Selain berkuliah saya juga membantu pekerjaan rumah seperti membantu percetakan dan mengantar jemput 4 anak sekolah setiap harinya yang saya tempati sekarang. Namun Alhamdulillah, saya bisa menyelesaikan pendidikan S1 dengan lancar,” kata Ainul penuh haru dan syukur.

Perjuangan selama kuliahnya yang menginspirasi, Ainul Rizal mendapat kesempatan dari Fakultas Pertanian Unismuh Luwuk untuk memberikan pesan dan kesannya di acara yudisium.

“Kenanganan indah pastinya membekas selama berkuliah di Universitas Muhammadiyah luwuk yang awalnya kuliah merupakan hal yang mustahil bagi saya namun semua itu dapat terwujud dan bisa menyelasaikan kuliah serta menjadi suatu hal yang berharga bagi saya dan keluarga,” ungkap Ainul Rizal.

BACA JUGA:  KUA Kecamatan Toili Sosialisasikan Pencegahan Pernikahan Dini

Mendapat gelar sarjana, Ia merasa bangga karena telah berhasil menyelesaikan perjuangan panjang, mulai dari masa perkuliahan di mana momen mulai saat-saat masa pandemi belajar melalui daring, belajar bersaman, hingga pratek mata kuliah pergi ke lahan. 

“Panas hujan bahkan pulang larut malam dari lahan  kita pernah lewati bersama. Hingga saat ujian akhir skripsi kita diuji tidak hanya hasil skripsi tetapi kita diuji mental kita fisik kita diburu waktu, kejar-kejaran dengan dosen pembimbing kita berjuang demi mencari acc dari dosen pembimbing. Semua itu yang kita lewati akan menjadi momen yang tidak akan terulang,” tuturnya.

“Rasa haru juga  kita rasakan karna kita telah sampai di detik ini dengan perjuang dan pengorbanan  yang kita telah lewati. Untuk sampai ke sini tentu bukan hanya hasil dari usaha kita sendiri namun rasa syukur dan terimakasih yang harus kita haturkan kepada Allah SWT,” tambahnya.

BACA JUGA:  Dynamit FC dan FAI Unismuh Luwuk Raih Kemenangan, Mangkio Jr FC dan FEB Unismuh Berbagi Angka

Kesuksesan ini juga kata Ainul, tak lepas berkat dukungan dan doa kedua orang tua yang selalu berjuang mati matian bekerja demi anaknya menyelesaikan kuliah.

“Doa yang selalu dilangitkan setiap saat tak henti-hentinnya untuk kita. Tentunya dengan menyelasaikan pendidikan ini kita telah membuat bangga kedua orang tua kita, kita menghargai pejuangan mereka menghormati mereka sebagai anak yang berbakti,” kata Ainul Rizal.

Ainul Rizal berpesan, momentum yudisium ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari langkah baru menuju dunia profesional. Kesulitan, rintangan yang dihadapi menjadi bekal dan pengalaman yang berarti untuk lebih siap terjun kemasyarakat.

Olehnya, Ia mengajak kepada rekan-rekan alumninya untuk menunjukkan bahwa lulusan Faperta mampu bersaing dan tak gentar melangkah bersaing dengan ribuan sarjana dari universitas lain.

“Teruslah belajar serta berkembang di bidang yang ditekuni. Jangan lupa untuk tetap rendah hati dan berbagi ilmu dengan orang lain. Jadikan pengalaman di kampus sebagai bekal untuk menghadapi tantangan hidup yang lebih besar,” pesannya. (*)