Banggaikece.id- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banggai menggelar sosialisasi HIV AIDS dalam rangka peningkatan peran perempuan dalam keluarga, Rabu 13 November 2024.
Sosialisasi HIV AIDS yang digelar di Ruang Rapat Sekretariat Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banggai itu dibuka secara resmi oleh Asisten I Setda Banggai, Hj. Nur Djalal.
Pada prinsipnya, PJs Bupati sangat mensupport kegiatan sosialisasi HIV AIDS ini dan berharap apa yang disampaikan oleh seluruh pemateri bisa diimplementasikan dalam keluarga.
Hadir dalam sosialisasi Masudin dari KPA Provinsi Sulteng, istri PJs Bupati Banggai, Andini, Sekretaris KPA Banggai, Hj. Rampia Laamiri, serta para ibu-ibu dharma wanita persatuan Banggai.
Tema yang diusung dalam kegiatan sosialisasi ini adalah Perubahan Perilaku dalam Mewujudkan Keluarga Tangguh Cegah HIV AIDS.
Dalam laporannya, Ketua KPA Kabupaten Banggai, yang diwakili Sekretaris Hj. Rampia Laamiri memberikan penguatan kelembagaan dan Rencana Aksi Daerah oleh Sekretaris KPAK Banggai.
Dijelaskan, menurut estimasi nasional tahun 2023 infeksi HIV diperkirakan terdapat 515.455 orang terinfeksi HIV sementara capaian dan penemuan kasus HIV meningkat bahkan lebih tinggi dari 10 tahun terakhir yaitu 454.723 ODHIV yang ditemukan sampai dengan Agustus 2023 dan yang mendapatkan pengobatan 202.489 sekitar 45% dan 30% ODHIV dengan viral load tersupresi. Kolaborasi Bersama multi partner pemerintah, sektor swasta, akademisi, media dan komunitas telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia.
Sementara jumlah kasus di Sulawesi Tengah sejak tahun 2002 sampai dengan Desember 2023 total sejumlah 5.121 terdiri dari HIV 3.846, AIDS 1.275, kasus baru Sulawesi Tengah di Tahun 2023 : 696 Kasus. Sesuai Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai jumlah kasus komulatif ODHIV di Kabupaten Banggai yang pernah masuk perawatan HIV sejumlah 619 orang dan Orang Dengan HIV/AIDS yang pernah memulai Anti Retroviral Terapi (ART) sejumlah 493 orang, jumlah Orang dengan HIV yang ART sampai dengan akhir periode Juli 2024 sejumlah 179 orang terdiri dari laki – laki 151 orang dan perempuan 28 orang, sehingga jumlah kasus HIV / AIDS di Kabupaten Banggai dari tahun 2019 – Juni 2024 sebanyak 173 kasus terdiri dari kasus HIV 324 kasus, AIDS 173 kasus, dan meninggal sebanyak 58 orang.
“Maka dari itu, masih banyak sekali pekerjaan yang harus dituntaskan terkait Upaya pengendalian HIV-AIDS ini agar kata-kata akhir AIDS 2030 tidak hanya menjadi slogan tetapi bisa dibuktikan dengan kerja keras kita selama ini,” kata Rampia Laamiri.
Kegiatan sosialisasi ini, tak lain untuk meningkatkan pengetahuan dan penyebarluasan informasi kepada kelompok Perempuan untuk menuju “Tri Zero” dengan melakukan pengendalian HIV/AIDS di Kabupaten Banggai.
Meningkatkan respon dan komitmen baik dari sisi pencegahan, penanganan kasus dan promosi Kesehatan secara terpadu dan berkesinambungan.
Hasil yang diharapkan peserta mengetahui dengan benar tentang pengetahuan dasar HIV. Peserta mampu menyampaikan infomasi pencegahan HIV. Adanya sinkronisasi kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banggai dan KPA dalam pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di lingkungan Masyarakat.
Berikutnya, materi tentang Peran Wanita Dalam Keluarga oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Kab. Banggai. Informasi dasar HIV-AIDS dan Permasalahannya yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai.
Sementara, Materi “Komunikasi Perubahan Perilaku Mewujudkan Keluarga Tangguh Cegah HIV/AIDS” disampaikan oleh Mas’Udin Radjamaulu, S.ST., M.Kes., dari KPA Provinsi Sulteng.
Ia menerangkan, bahwa keluarga yang tanggguh, keluarga yang memiliki ketahanan, keuletan terhadap ujian cobaan dan tantangan. Harmonis dengan komunikasi yang menyenangkan dalam keluarga.
Dengan indikator, keluarga mempunyai aktivitas bersama seperti olahraga bersama, ibadah bersama, dan tidak ada kekerasan.
Diperlukan perubahan perilaku saat berkomunikasi, pemahaman pada diri, perhatian dan memberi pujian pada suami dan anak.
“Jika mereka nyaman,senang berada di rumah, yakin tidak akan mencari sensasi di luar, semoga mereka terhindar dari perilaku yang beresiko, sehingga terhindar dari HIV AIDS dan tidak menyalahgunakan Narkoba,” jelasnya.
Pada sesi ini juga ibu ibu Dharma Wanita Persatuan dilatih mengatasi setres dengan cara relaksasi dan pelukan kupu kupu. (*)