BeritaDaerahKesehatanNews

Dihadiri Bupati, Dinas P2KBP3A Banggai Gelar Pertemuan Tim Percepatan Penurunan Stunting 

870
×

Dihadiri Bupati, Dinas P2KBP3A Banggai Gelar Pertemuan Tim Percepatan Penurunan Stunting 

Sebarkan artikel ini
Dihadiri Wabup dan Bupati, Dinas P2KBP3A Banggai gelar pertemuan percepatan penurunan stunting. Tampak Bupati dan Wabup mengabadikan momen dalam kegiatan tersebut. FOTO: IST
Example 300250

Banggaikece.id- Dihadiri langsung Bupati Banggai, Ir. H. Amirudin MM., AIFO., dan Wabup Furqanudin Masulili, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Banggai menggelar pertemuan  Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Rabu 19 Juni 2024.

Pertemuan percepatan penurunan stunting yang dihelat di Hotel Estrella itu mengangkat tema “Dengan semangat ke 2 (Dua) Percepatan Intervensi Konvergensi Cegah Stunting Kita Tingkatkan Peran TPPS Tingkat Kecamatan, Desa dan Kelurahan”. 

Adapun pemateri dalam kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan, Bappeda dan BKKBN Provinsi Sulteng.

Kadis P2KBP3A Banggai, Faisal Karim menguraikan tentang keluarga berisiko stunting hingga upaya penanganannya yang telah dilakukan.

BACA JUGA:  Hadirkan Ustadz Jumahir, Masjid Al Fattah Bukit Mambual Sukses Gelar Peringatan Maulid Nabi

Keluarga berisiko stunting kata dia, adalah keluarga yang memiliki anak remaja, putri/calon pengantin baru, ibu hamil, anak usia 0-23 bulan, atau anak usia 24-50 dengan faktor berisiko sebagai berikut.

Pertama, tidak memiliki jamban keluarga yang layak, pendidikan orangtua rendah, keluarga miskin atau prasejahtera, sumber air minum tidak layak, memilki ibu hamil dengan karakteristik 4T (terlalu muda, terlalu tua, dekat dan banyak).

Adapun jumlah keluarga berisiko stunting, sasaran keluarga 54.882 KK, yang berisiko stunting 16.078 KK dan keluarga tidak berisiko stunting 39.804 KK.

BACA JUGA:  Ini Para Juara Lomba Peringati Maulid Nabi di Masjid Al Fattah BTN Bukit Mambual Regency

Kadis juga menjelaskan soal tantangan program Bangga Kencana dan stunting di lini lapangan (TPPS Kabupaten).

“Perencanaan dan penganggaran agar 1 responsive, inovatif, efektif dan efisien. Memperkuat peran TPPS Kabupaten/ Kota dalam menyusun rencana kegiatan dengan pendekatan 8 aksi konvergensi serta identifikasi kegiatan prioritas di daerah 1,” jelasnya.

Ketua, ketersediaan data yang akurat, real time, serta perlu inovasi di daerah dan memperkuat sumber 2 data seperti Posyandu, catatan perkawinan, kehamilan dan persalinan.

Untuk menekan angka stunting, tentunya harus melakukan pendekatan keluarga yang dilakukan instansi terkait bersama pemangku kepentingan.

BACA JUGA:  Mulai 25 September, Incumbent Harus Cuti dan Banggai Dipimpin Pejabat Sementara 

Pertama, penyediaan data dan Pendampingan keluarga berisiko Stunting. Pendampingan semua calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS). Surveilans keluarga berisiko Stunting. Pemadanan Data Stunting. antara EPPBGM dan SKI sangat penting

Berdasarkan Data EPPBGM, angka stunting di Indonesia diperkirakan turun di bawah 20%,

EPPBGM seperti real count, sedangkan SKI seperti quick count karena survei. 

Oleh karena itu yang perlu disikapi seperti kata Menteri Kesehatan, sekarang EPPBGM dimaksimalkan menjadi 100%, jadi penimbangan yang belum lengkap dimaksimalkan. (*)